Headline Peristiwa
Beranda » Berita » Viral Tulisan Tangan Diduga Buku Harian Mahasiswi PPDS Undip Tewas di Kos: Tuhan, Aku Sakit

Viral Tulisan Tangan Diduga Buku Harian Mahasiswi PPDS Undip Tewas di Kos: Tuhan, Aku Sakit

Viral Tulisan Tangan Diduga Buku Harian Mahasiswi PPDS Undip Tewas di Kos: Tuhan, Aku Sakit
Viral Tulisan Tangan Diduga Buku Harian Mahasiswi PPDS Undip Tewas di Kos: Tuhan, Aku Sakit

Semarang, HarianBatakpos.com – Kasus tragis menimpa seorang dokter muda sekaligus mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) yang ditemukan tewas di kamar kosnya di Gajahmungkur, Kota Semarang. Diketahui bahwa korban, yang berinisial R (30), meninggalkan tulisan tangan yang diduga merupakan buku harian yang menceritakan penderitaan dan beban berat yang dialaminya selama menjadi mahasiswi PPDS di Fakultas Kedokteran Undip.

Sebelumnya, dokter R ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang. Berdasarkan informasi yang dihimpun, R diduga mengakhiri hidupnya dengan menyuntikkan obat ke lengannya karena tidak sanggup lagi menanggung tekanan fisik dan mental selama menjalani program pendidikan tersebut.

Buku harian yang diduga milik R baru-baru ini viral di media sosial setelah dibagikan oleh akun X @tanyarlfess pada Kamis (15/8/2024). Tulisan tangan yang beredar tersebut mengungkapkan betapa besar beban yang dirasakan R selama satu semester menjadi mahasiswi PPDS, hingga membuatnya merasa sangat sakit dan putus asa.

Hancur Lebur! Timnas Indonesia Dibantai Jepang 6-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2026

“1 semester aku berjuang di sini, terlalu berat untukku. Beban fisiknya begitu besar, aku ingin berhenti. Sakit sekali, sungguh sakit,” demikian bunyi salah satu kutipan dari tulisan tangan yang diduga milik almarhumah.

Polisi juga mengungkap bahwa sebelum kejadian tragis ini, R sempat curhat kepada ibunya tentang tekanan yang dirasakannya, termasuk beban pelajaran yang berat dan hubungan yang kurang harmonis dengan seniornya. Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono, menyatakan bahwa R telah berjuang keras, namun akhirnya merasa tidak sanggup lagi melanjutkan kehidupannya.

Kasus ini juga memunculkan dugaan bahwa R menjadi korban perundungan oleh seniornya, meskipun pihak Universitas Diponegoro membantah adanya praktik bullying yang terjadi di lingkungan kampus. Saat ini, pihak kepolisian masih terus mendalami kasus ini untuk mengungkap kebenarannya.

 

Babak 1 Timnas Indonesia Kalah Telak dari Jepang, Skor Sementara 0-3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *