Jakarta, HarianBatakpos.com – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berhasil membukukan laba bersih atau net income sebesar 18,11 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada periode Oktober 2024. Capaian ini sangat menggembirakan karena menunjukkan lonjakan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, di mana Garuda Indonesia tercatat mengalami rugi bersih sebesar 82,86 juta dolar AS pada Oktober 2023.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dalam Public Expose yang diadakan di Kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, Senin, mengungkapkan bahwa laba bersih yang diperoleh perusahaan disebabkan oleh perubahan penting dalam penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Adapun, Garuda Indonesia kini menerapkan PSAK 107, menggantikan sebelumnya PSAK 73, yang membawa dampak positif pada kinerja keuangan perusahaan.
Irfan menambahkan bahwa capaian positif tersebut berasal dari persetujuan 10 persen lessor atau penyewa pesawat yang setuju dengan penerapan PSAK 107. Meskipun baru sebagian yang setuju, Irfan optimistis jika seluruh lessor menyetujui penerapan standar akuntansi ini, maka Garuda Indonesia dapat mencatatkan ekuitas yang positif di masa depan. “Kami sangat optimistis ke depan akan ada perbaikan lebih lanjut pada ekuitas perusahaan,” jelasnya.
PSAK 73 adalah standar akuntansi yang mengatur tentang pembukuan transaksi sewa yang dimasukkan sebagai beban operasional, sementara PSAK 107 lebih fokus pada pembiayaan ijarah yang digunakan oleh bank syariah dan lembaga keuangan lainnya. Dengan penerapan PSAK 107, biaya sewa pesawat kini dicatat dengan basis kas, yang berdampak positif pada keuangan Garuda Indonesia.
Selain laba bersih, Garuda Indonesia juga mencatatkan pendapatan sebesar 2,84 miliar dolar AS pada periode Oktober 2024, yang mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 16,13 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 2,44 miliar dolar AS. Pendapatan ini didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan penerbangan, serta strategi bisnis yang lebih efektif.
Pada periode yang sama, EBITDA Garuda Indonesia tercatat sebesar 780,34 juta dolar AS, naik 13,82 persen dibandingkan dengan 685,60 juta dolar AS pada tahun sebelumnya. Begitu pula dengan operating result perseroan, yang tercatat sebesar 310,40 juta dolar AS pada Oktober 2024, mencatatkan kenaikan 19,69 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 249,30 juta dolar AS.
Garuda Indonesia terus menunjukkan perbaikan kinerja yang mengesankan, dan dengan strategi-strategi baru serta penerapan standar akuntansi yang lebih efisien, perusahaan optimistis dapat melanjutkan tren positif ini di masa yang akan datang.
Komentar