Ramadhan
Beranda » Berita » Anjuran Saat Berbuka Puasa Sesuai Sunah, Mana yang Didahulukan?

Anjuran Saat Berbuka Puasa Sesuai Sunah, Mana yang Didahulukan?

Anjuran Saat Berbuka Puasa Sesuai Sunah, Mana yang Didahulukan?
Anjuran Saat Berbuka Puasa Sesuai Sunah, Mana yang Didahulukan?

Medan, HarianBatakpos.com – Pembahasan mengenai anjuran saat berbuka puasa kerap menjadi polemik di kalangan umat Islam. Hal ini karena adanya perbedaan pendapat di masyarakat. Sebagian berpendapat bahwa menghabiskan makanan terlebih dahulu adalah yang utama karena sesuai dengan anjuran untuk menyegerakan berbuka. Sementara itu, ada pula yang meyakini bahwa berbuka cukup dilakukan dengan sekadar membatalkan puasa, lalu dilanjutkan dengan salat magrib.

Pada dasarnya, umat Islam sangat dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Hukum Lupa Membayar Zakat Fitrah, Ini Solusi yang Wajib Diketahui

Artinya: “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (HR Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi)

Lebih lanjut, Rasulullah SAW menganjurkan untuk berbuka dengan kurma karena mendatangkan keberkahan. Disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan kurma, sebab kurma itu mendatangkan berkah. Namun apabila tidak ada, berbukalah dengan air karena air itu bersih.”

Lantas, mana yang lebih dianjurkan dalam sunah berbuka puasa? Apakah cukup membatalkan puasa dengan makanan ringan dan melanjutkan dengan salat magrib, atau langsung makan besar?

Panduan Lengkap Qadha Puasa Ramadan di Bulan Syawal dan Keutamaannya

Anjuran Berbuka Sesuai Sunah

Terkait hal ini, Moh Abdul Mughis, S.Ag, M.Pd.I, Pengasuh Madrasah Diniyah Hidayatul Mibtadin menjelaskan bahwa berbuka yang baik adalah dengan makanan secukupnya, seperti kurma, makanan manis, dan minuman. Setelah itu, barulah dilanjutkan dengan menunaikan salat magrib.

Dengan kata lain, makan ringan atau takjil berbuka puasa lebih diutamakan karena sesuai dengan anjuran sunah berbuka puasa. Kata takjil sendiri secara etimologis berarti menyegerakan. Meskipun tidak secara langsung berkaitan dengan berbuka, makna menyegerakan merujuk kepada perintah untuk tidak menunda-nunda berbuka.

Namun, apabila ada kondisi tertentu yang tidak memungkinkan, diperbolehkan untuk langsung makan besar, selama waktu berbuka masih mencukupi untuk melaksanakan salat magrib tepat waktu.

Doa Buka Puasa yang Dianjurkan

Ada beberapa doa yang bisa dibaca umat Islam saat berbuka puasa. Namun, ada dua doa yang paling lazim dibaca di Indonesia, yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.

1. Doa buka puasa pertama

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Artinya: “Ya Allah, hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan, kami berbuka.”

2. Doa buka puasa kedua

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ الله

Artinya: “Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan pahala menjadi tetap, insyaallah.”

Perlu diperhatikan bahwa membaca doa buka puasa sebaiknya dilakukan setelah benar-benar membatalkan puasa, bukan sebelumnya atau saat berbuka. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha dalam kitab I’anatut Thalibin:

وقوله: عقب الفطر، أي عقب ما يحصل به الفطر، لا قبله ولا عنده

Artinya: “Maksud sunah berdoa setelah berbuka adalah sunah berdoa setelah melakukan hal yang membatalkan puasa, bukan sebelumnya dan bukan saat melakukannya.” (Muhammad Syatha, I’anatut Thalibin, Juz II, Halaman 279)

Dengan memahami tata cara berbuka puasa sesuai sunah, umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan lebih baik dan mendapatkan keberkahan dari setiap amalan yang dilakukan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *