Medan, HarianBatakpos.com – Keputusan pemerintah untuk menunda pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menjadi sorotan tajam di tengah ancaman pengangguran yang meningkat. Penundaan ini dipandang sebagai “blunder ekonomi” yang bisa memperburuk situasi ketenagakerjaan, terutama setelah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda berbagai sektor.
Pengaruh Penundaan Pengangkatan CPNS terhadap Ekonomi
Miftah, seorang calon CPNS berusia 30 tahun, mengungkapkan kesedihan dan kebingungannya akibat penundaan tersebut. “Saya kira saya nganggur-nya tinggal sebentar lagi,” ujarnya. Dengan penundaan ini, para calon ASN seperti Miftah harus menghadapi kenyataan pahit: kehilangan pendapatan dan harapan akan pekerjaan tetap, dilansir dari kompas.com.
Ekonom memperingatkan dampak jangka panjang dari kebijakan ini. Menurut Ariyo DP Irhamna, dosen Universitas Paramadina, pengunduran ini berpotensi mengurangi daya beli masyarakat. “Ribuan calon CPNS yang telah mundur dari pekerjaan sebelumnya kehilangan pendapatan,” katanya, menambahkan bahwa konsumsi selama Ramadan bisa terpengaruh.
Kecemasan dan Ketidakpastian
Kecemasan di kalangan calon ASN semakin meningkat. Rizky, seorang wanita berusia 25 tahun dari Jawa Tengah, juga merasa terjebak dalam ketidakpastian. “Syok dan stres sendiri rasanya,” ujarnya. Masyarakat mulai meragukan kemampuan pemerintah untuk memberikan solusi bagi mereka yang terdampak.
Penundaan ini bukan hanya masalah individu. Menurut Achmad Nur Hidayat, ekonom UPN Veteran Jakarta, tanpa solusi alternatif, para calon ASN akan menghadapi periode tanpa penghasilan. “Ini dapat mempengaruhi kondisi ekonomi mereka,” ujarnya.
Dampak yang Lebih Luas
Dengan jumlah pengangguran yang berpotensi meningkat, penundaan pengangkatan CPNS dapat berdampak lebih jauh pada perekonomian Indonesia. Jika tidak segera ditangani, ketidakpastian ini bisa mengarah pada krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Oleh karena itu, langkah-langkah yang jelas dan tegas dari pemerintah sangat diperlukan untuk meredakan situasi ini.
Komentar