Medan, HarianBatakpos.com – Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Hingga saat ini, lebih dari 20 juta orang dewasa menderita PJK, dan angka ini terus meningkat. Hipertensi dan obesitas, yang dikenal sebagai faktor risiko utama PJK, juga menunjukkan tren peningkatan prevalensinya. Mengingat keragaman populasi dunia, penelitian tentang hubungan antara hipertensi, obesitas, dan kejadian PJK masih perlu dilakukan lebih mendalam.
Hubungan Hipertensi, Obesitas, dan Penyakit Jantung Koroner
Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara hipertensi dan obesitas dengan PJK sebagai faktor risiko yang independen maupun dependen. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif cross-sectional yang melibatkan 100 subjek hipertensi yang dipilih secara acak sederhana. Data diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, elektrokardiografi, serta pengecekan rekam medis jika diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia sampel adalah 58,64 tahun. Dari 100 subjek, 53,6% di antaranya mengalami obesitas, dan 33% di antaranya didiagnosis dengan PJK.
Meskipun terdapat prevalensi hipertensi dan obesitas yang tinggi pada subjek penelitian, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara obesitas dengan PJK. Begitu juga antara hipertensi yang terkontrol maupun tidak terkontrol dan PJK. Penelitian ini juga tidak menemukan hubungan yang signifikan antara durasi hipertensi dengan PJK, dilansir dari Kompas.com.
Meskipun penelitian ini tidak menemukan korelasi signifikan antara hipertensi, obesitas, dan PJK, hasil tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor lain, seperti profil sosioekonomi dan demografi, mempengaruhi hubungan antara keduanya. Penelitian lebih lanjut yang melibatkan keragaman etnis, terutama untuk populasi Indonesia, masih sangat dibutuhkan untuk memahami faktor-faktor lain yang dapat memperburuk risiko terjadinya PJK.
Secara keseluruhan, meskipun penelitian ini tidak menemukan hubungan signifikan antara hipertensi, obesitas, dan PJK pada sampel yang diteliti, studi lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan lebih beragam tetap diperlukan untuk menggali lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian PJK, khususnya di kalangan etnis Indonesia.
Komentar