Uncategorized
Beranda » Berita » Serangan Udara Israel ke Beirut: Mengguncang Stabilitas Gencatan Senjata

Serangan Udara Israel ke Beirut: Mengguncang Stabilitas Gencatan Senjata

Puing-puing dan reruntuhan bangunan yang hancur dihantam serangan udara Israel di Al Asira
Puing-puing dan reruntuhan bangunan yang hancur dihantam serangan udara Israel di Al Asira

Medan,  HarianBatakpos.com – Militer Israel melancarkan serangan udara ke wilayah selatan Beirut pada Jumat (28/3/2025) untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata pada November lalu. Serangan ini dilakukan setelah Israel menuduh kelompok Hezbollah telah menembakkan dua proyektil dari Lebanon. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa mereka menargetkan lokasi yang digunakan oleh Unit Udara (127) Hezbollah di kawasan Dahieh, yang dikenal sebagai basis utama kelompok tersebut di Beirut.

IDF menuding Hezbollah sengaja menyembunyikan infrastruktur militernya di tengah kawasan pemukiman warga sipil, yang disebut sebagai taktik penggunaan warga sipil sebagai perisai manusia. Serangan ini tidak hanya terbatas di Beirut, tetapi juga meliputi berbagai wilayah selatan Lebanon, termasuk pusat komando Hezbollah dan infrastruktur militer. Akibat serangan di Kfar Tebnit, tiga orang tewas, termasuk seorang wanita, dan 18 orang lainnya terluka, dilansir dari kompas.com.

Dalam menanggapi serangan tersebut, Menteri Pertahanan Israel Katz menegaskan bahwa Beirut akan mendapatkan perlakuan yang sama seperti kota Kiryat Shmona di Israel yang menjadi sasaran roket. “Jika tidak ada kedamaian di Kiryat Shmona, maka tidak akan ada kedamaian di Beirut,” ujar Katz. Pernyataan ini menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat antara kedua belah pihak.

Peringati Tahun Baru Islam 1447 H, Rico Waas: Bersinergi Bangun Masyarakat Beradab

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menambahkan bahwa IDF akan terus menyerang wilayah Lebanon jika Israel merasa terancam. “Kami akan menyerang di mana saja di Lebanon untuk mengatasi ancaman terhadap Israel,” kata Netanyahu.

Pihak militer Lebanon mengecam serangan Israel ini sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara dan hukum internasional. Presiden Lebanon Joseph Aoun menyatakan bahwa pemerintahannya telah menghubungi pejabat Amerika Serikat terkait kesepakatan gencatan senjata yang seharusnya dihormati. “Ada gencatan senjata yang telah disepakati, dan kedua belah pihak seharusnya menghormati perjanjian tersebut,” tegas Aoun.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *