Medan, HarianBatakpos.com – Dalam era teknologi yang semakin maju, radiologi modern telah mengalami transformasi signifikan. Kolegium Radiologi Indonesia menilai integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) dengan sistem informasi rumah sakit serta alat pencitraan seperti ultrasonografi (USG) mampu mempercepat, meningkatkan akurasi, dan efisiensi layanan radiologi. Ini sekaligus memperkuat enam pilar transformasi sistem kesehatan nasional.
Ketua Kolegium Radiologi Indonesia, Rosy Setiawati, mengatakan bahwa sejak masa pandemi Covid-19, kebutuhan masyarakat terhadap pencitraan medis berkualitas semakin meningkat. Dalam konteks ini, USG dinilai menjadi solusi utama karena lebih terjangkau, aman, serta mudah diterima oleh masyarakat. Dikutip dari Antara, Rabu (23/4/2025), Rosy menyebutkan bahwa semenjak Covid-19, kebutuhan akan pencitraan (imaging) yang berkualitas semakin masif, dan ultrasound menjadi solusi andalan.
Radiologi kini tidak lagi sekadar menjadi alat bantu diagnosis. Teknologi ini telah berkembang menjadi pilar utama dalam pelayanan kesehatan modern, termasuk dalam pengembangan alat kesehatan yang ada saat ini. “USG sebagai alat deteksi dini yang strategis dan serba guna sangat mendukung transformasi layanan kesehatan Indonesia untuk meningkatkan deteksi awal penyakit,” kata Rosy.
Dengan penerapan teknologi AI, proses analisis data pencitraan menjadi lebih cepat dan akurat. Hal ini memberikan dampak positif dalam penanganan medis yang lebih tepat waktu. Transformasi ini membuka peluang bagi peningkatan kualitas layanan kesehatan secara keseluruhan, menekan biaya kesehatan jangka panjang, dan mempercepat intervensi medis yang tepat.
Dalam kesimpulan, integrasi AI dan USG dalam radiologi modern bukan hanya sekadar inovasi, tetapi merupakan langkah maju yang signifikan dalam deteksi dini penyakit. Inisiatif ini mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia.
Komentar