Harianbatakpos.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil membukukan kenaikan yang signifikan. Data yang dikutip dari RTI menunjukkan bahwa IHSG menguat sebanyak 18 poin atau 0,25%, mencapai level 7.375. Pada puncaknya, IHSG mencapai level tertinggi 7.383, sementara level terendahnya berada di 7.367.
Menurut data RTI, pergerakan IHSG hari ini mencerminkan dinamika yang cukup aktif di pasar saham. Dari total 559 saham yang diperdagangkan, 191 saham menguat, 140 saham mengalami penurunan, dan 228 saham stagnan.
Sementara itu, riset dari Ajaib Sekuritas mengungkapkan bahwa berbagai sentimen mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini, khususnya dari dalam negeri. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) pada tanggal 3 Januari 2024. Lelang SUN perdana tahun 2024 tersebut mencapai total penawaran sebesar Rp 39,8 triliun.
Hasil lelang yang mencapai angka sebesar itu diharapkan dapat memberikan dorongan positif terhadap pasar saham, menunjukkan kepercayaan pelaku pasar terhadap instrumen keuangan negara. Sentimen positif ini tampaknya memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja IHSG hari ini.
Pada sesi perdagangan kemarin, Kamis (4/1), IHSG mencatatkan apresiasi yang signifikan, melanjutkan tren reli. Faktor pendorong utama kenaikan ini adalah lelang surat utang yang berhasil dimenangkan senilai Rp21,75 triliun.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melaporkan bahwa hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) pada tanggal 3 Januari 2024 mencapai angka fantastis tersebut. Pemenang lelang yang berkontribusi signifikan terhadap jumlah ini akan memberikan dampak positif terhadap stabilitas keuangan negara.
Tak hanya itu, apresiasi IHSG juga didorong oleh masuknya investor asing di seluruh pasar ekuitas domestik. Pada sesi perdagangan Kamis kemarin, investor asing mengalirkan dana senilai Rp1,3 triliun ke dalam pasar saham Indonesia. Hal ini menandakan kepercayaan mereka terhadap potensi pertumbuhan dan kestabilan ekonomi Indonesia.
Sementara dari mancanegara, data kredit konsumsi di Inggris pada bulan November 2023 mencatatkan angka GBP 2,00 miliar. Angka ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya sebesar GBP 1,41 miliar. Kondisi positif di Inggris tersebut turut memberikan dampak positif terhadap sentimen pasar global.
Pertumbuhan kredit di Indonesia mencapai puncaknya sejak Maret 2017, menunjukkan keberlanjutan pemulihan ekonomi di tengah-tengah gejolak global. Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemberian kredit, mencerminkan kepercayaan bank-bank terhadap potensi pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara itu, dari Asia, terdapat pergerakan menarik dalam sektor manufaktur Jepang. Menurut indeks PMI manufaktur versi Jibun Bank pada Desember 2023, terjadi penurunan ke level 47,9 dari sebelumnya 48,3 pada bulan sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh pelemahan output produksi, pesanan baru, dan ekspor, mencerminkan tantangan yang dihadapi sektor manufaktur Jepang.
Berikut adalah pergerakan bursa saham Asia pada sesi perdagangan hari ini:
- Nikkei (Jepang): Naik 138 poin (0,42%) ke level 33.422. Peningkatan ini mengindikasikan sentimen positif di pasar saham Jepang, meskipun sektor manufaktur mengalami penurunan.
- Hang Seng (Hong Kong): Mengalami penurunan sebanyak 22 poin (0,14%) ke level 16.632. Pergerakan ini mencerminkan dinamika pasar yang beragam di kawasan Asia.
- Shanghai (China): Bertambah 4 poin (0,14%) ke level 2.958. Meskipun terdapat pelemahan di sektor manufaktur Jepang, pasar saham China masih menunjukkan ketahanan.
- Straits Times (Singapura): Naik 1,6 poin (0,05%) ke level 3.175. Pasar saham Singapura menunjukkan stabilitas dengan kenaikan yang moderat.
Dengan perkembangan ini, para pelaku pasar saham tetap waspada terhadap faktor-faktor yang dapat memengaruhi sentimen pasar global, termasuk perkembangan ekonomi dan kebijakan di berbagai negara. Peningkatan pertumbuhan kredit di Indonesia menjadi sorotan positif, sementara pelemahan PMI manufaktur Jepang memberikan catatan tantangan bagi sektor tersebut.
Komentar