Bukan Hanya Kartini: 6 Pahlawan Wanita Indonesia yang Jarang Tersorot, Kisah Inspiratif yang Perlu Diketahui

Medan, Harianbatakpos.com - Indonesia memiliki banyak pahlawan wanita yang turut berjuang melawan penjajah, namun tidak semuanya dikenal luas oleh masyarakat.
Beberapa nama besar seperti R.A. Kartini, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia sering muncul dalam perbincangan, tetapi ada beberapa pahlawan wanita lainnya yang jasanya sangat besar namun jarang diketahui orang.
Menyambut Hari Pahlawan Nasional yang jatuh setiap 10 November, mari mengenal lebih jauh enam pahlawan wanita Indonesia yang mungkin namanya masih asing di telinga kita, dilansir dari detik.com.
Pahlawan Wanita Indonesia yang Jarang Diketahui
Meskipun kisah perjuangan mereka tidak seterkenal pahlawan-pahlawan lainnya, para wanita ini telah memberikan kontribusi besar demi kemerdekaan dan kemajuan bangsa. Berikut beberapa pahlawan wanita Indonesia yang kurang dikenal namun pantas dihormati.
1. Maria Walanda Maramis
Maria Walanda Maramis lahir di Kema, Sulawesi Utara, dan menjadi pelopor dalam memajukan pendidikan perempuan.
Ia mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT) pada 1917, yang bertujuan untuk mengajarkan perempuan keterampilan rumah tangga. Pada 1918, Maria membuka sekolah rumah tangga dan mendirikan Sekolah Kejuruan Putri pada 1932.
2. Nyai Ahmad Dahlan
Nyai Ahmad Dahlan, istri KH Ahmad Dahlan, turut berjuang dalam emansipasi wanita. Pada 1914, ia memprakarsai perkumpulan Sopo Tresno yang fokus pada dakwah, pendidikan, dan sosial bagi wanita Islam. Di rumahnya, ia juga membuka asrama untuk memberikan pendidikan bagi kaum perempuan.
3. Andi Depu
Andi Depu adalah putri bangsawan dari Sulawesi Barat yang turut aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Ia mendirikan laskar Kebaktian Rahasia Islam Muda (KRIS Muda) yang berhasil merampas senjata penjajah pada masa pendudukan Jepang. Andi Depu menunjukkan keberanian luar biasa dalam mempertahankan kemerdekaan.
4. Nyi Ageng Serang
Nyi Ageng Serang adalah putri penguasa Serang, Jawa Tengah, yang melawan penjajah dengan taktik gerilya. Setelah ayahnya wafat, ia memimpin wilayah Serang dan terus melakukan serangan terhadap Belanda untuk mempertahankan kedaulatan rakyat.
5. Opu Daeng Risadju
Opu Daeng Risadju, lahir di Sulawesi Selatan pada 1880, adalah pahlawan wanita yang menjadi anggota PSII dan mendirikan cabang PSII di Malangke. Akibat kiprahnya yang dianggap membahayakan pemerintah Hindia Belanda, ia sempat ditahan.
6. Nyi Raden Siti Djenab
Nyi Raden Siti Djenab adalah pelopor pendidikan perempuan di Cianjur, Jawa Barat. Ia mendirikan sekolah khusus perempuan yang mengajarkan berbagai keterampilan praktis. Berkat dedikasinya, banyak wanita Cianjur mulai mendapatkan akses pendidikan yang layak.
Perjuangan enam pahlawan wanita Indonesia ini mencerminkan semangat pantang menyerah dan dedikasi yang tinggi. Meskipun kurang dikenal, jasa mereka tetap abadi sebagai inspirasi bagi generasi penerus bangsa.
Komentar