Dampak Stres Berkepanjangan pada Tubuh, Bisa Ganggu Kesehatan Fisik dan Mental

Dampak Stres Berkepanjangan pada Tubuh, Bisa Ganggu Kesehatan Fisik dan Mental
Dampak Stres Berkepanjangan pada Tubuh, Bisa Ganggu Kesehatan Fisik dan Mental

Medan, HarianBatakpos.com - Stres adalah bagian dari kehidupan yang normal dialami banyak orang. Namun, stres yang dibiarkan berlarut-larut dapat berdampak negatif pada kesehatan. Memangnya, apa yang terjadi pada tubuh jika stres tak kunjung reda?

Stres berkepanjangan tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga kesehatan fisik. Ketika seseorang menghadapi tekanan psikis yang konstan, tubuh mengeluarkan hormon stres yang dapat mengganggu suasana hati, kemampuan berkonsentrasi, dan cara mengatasi tantangan sehari-hari. Stres yang berlangsung lama dapat menyebabkan gangguan fisik yang signifikan, yang memengaruhi berbagai sistem tubuh.

Mengutip dari Stuff, banyak orang terjebak dalam siklus stres yang disebut 'wired but tired'. Mereka merasa kelelahan sepanjang hari, tetapi kesulitan untuk tidur nyenyak di malam hari. Akibatnya, frustrasi dan kelelahan semakin bertambah. Kondisi ini tidak hanya menguras energi, tetapi juga merusak kemampuan tubuh untuk pulih dan mengembalikan keseimbangan.

Secara biologis, respons 'fight or flight' (lawan atau lari) adalah mekanisme alami tubuh yang dipicu oleh sistem saraf simpatik. Pada zaman dulu, respons ini membantu manusia bertahan hidup dari ancaman langsung, seperti hewan buas. Namun, pada zaman modern, respons ini sering kali dipicu oleh stres kerja, masalah keuangan, atau problematika hidup lainnya.

Ketika sistem saraf simpatik terus-menerus aktif, sistem saraf parasimpatik yang bertanggung jawab atas pemulihan dan relaksasi tubuh tidak dapat berfungsi dengan optimal. Jika dibiarkan, ketidakseimbangan ini dapat mengarah pada kondisi burnout atau kelelahan mental ekstrem.

Dampak Stres Berkepanjangan pada Tubuh

Stres memang merupakan respons alami manusia, namun jika dibiarkan dalam jangka panjang, dampaknya bisa dirasakan oleh tubuh. Berikut adalah beberapa dampak stres berkepanjangan yang bisa mengganggu berbagai sistem tubuh:

  1. Sistem Otot dan Rangka Terganggu
    Saat Anda mengalami stres, otot-otot tubuh menegang sebagai bentuk perlindungan terhadap cedera. Pada stres jangka pendek, ketegangan ini akan mereda setelah tekanan berlalu. Namun, stres kronis dapat menyebabkan otot terus-menerus tegang, yang berpotensi memicu nyeri tubuh, sakit kepala, hingga gangguan muskuloskeletal lainnya.
  2. Sistem Pernapasan Terganggu
    Stres dapat memengaruhi pernapasan dengan menyebabkan sesak napas atau pola napas yang lebih cepat. Meskipun kondisi ini tidak jadi masalah bagi individu yang sehat, stres dapat memperburuk kondisi seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (COPD). Stres psikologis juga sering memperburuk gejala penyakit pernapasan yang sudah ada.
  3. Sistem Kardiovaskular Terganggu
    Stres memicu peningkatan detak jantung dan tekanan darah akibat pelepasan hormon seperti adrenalin dan kortisol. Dalam jangka pendek, hal ini membantu tubuh merespons situasi darurat. Tetapi jika terjadi terus-menerus, stres dapat meningkatkan risiko hipertensi, serangan jantung, atau stroke akibat tekanan yang berkelanjutan pada jantung dan pembuluh darah.
  4. Sistem Pencernaan Terganggu
    Stres memengaruhi bakteri dalam usus yang berdampak pada suasana hati dan kesehatan mental. Selain itu, stres kronis dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau tukak lambung.
  5. Sistem Reproduksi Terganggu
    Pada pria, stres dapat menurunkan kadar testosteron, mengganggu produksi sperma, dan menyebabkan masalah seperti disfungsi ereksi. Sementara pada wanita, stres dapat mengganggu siklus menstruasi, menyebabkan menstruasi tidak teratur, lebih berat, atau lebih menyakitkan. Stres kronis juga dapat memperburuk gejala menopause.
  6. Sistem Kekebalan Tubuh Terganggu
    Stres jangka pendek dapat merangsang sistem kekebalan tubuh yang berguna dalam situasi darurat. Namun, stres kronis justru melemahkan sistem kekebalan, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi seperti flu dan pilek. Pemulihan dari penyakit atau cedera juga menjadi lebih lambat pada individu dengan tingkat stres yang tinggi.
Penulis: Nia Septiana

Baca Juga