Film Bidaah dan Kasus Viral: Mengungkap Bahaya Ajaran Sesat di Malaysia

Medan, HarianBatakpos.com - Film Bidaah yang menampilkan tokoh antagonis Walid telah menjadi viral, dan terinspirasi dari kisah nyata mengenai ajaran sesat di Malaysia. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang fenomena ini, terutama yang berkaitan dengan kelompok yang dikenal sebagai Global Ikhwan Services dan Business (GISB).
Ajaran Sesat yang Mengguncang Malaysia
Produser dan penulis film Bidaah, Erma Fatima, mengungkapkan bahwa cerita dalam film tersebut berasal dari pengalamannya sendiri saat terlibat dalam aliran sesat. "Bidaah cerita betul sebab saya pernah berada dalam kumpulan jemaah seperti itu beberapa tahun lalu," kata Erma. Pengalaman ini mencerminkan realitas pahit yang dihadapi oleh banyak orang yang terjebak dalam ajaran yang menyesatkan.
GISB, yang didirikan pada tahun 1997, awalnya dikenal sebagai Rufaqa, dan pada tahun 2010 berganti nama menjadi GISB. Kelompok ini mengklaim mengedepankan nilai-nilai Islami, tetapi penyelidikan polisi mengungkapkan adanya praktik pelecehan seksual dan eksploitasi. Pada September 2024, polisi Malaysia menggerebek lokasi-lokasi yang terkait dengan GISB, menyelamatkan 625 anak yang menjadi korban.
Dampak Sosial dan Budaya
Kisah Walid dan GISB memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat Malaysia. Banyak orang merasa teredukasi tentang bahaya ajaran sesat berkat film ini, yang menjadi viral di media sosial. Erma Fatima berharap, melalui film ini, masyarakat bisa lebih waspada terhadap ajaran yang menyesatkan. "Kami ingin menyoroti pentingnya pendidikan agama yang benar," tuturnya, dikutip dari detik.com.
Menurut Mufti Perlis, "Anggota GISB mengkultuskan pemimpin dan tokoh agama, menyamakan mereka dengan Nabi Muhammad SAW." Hal ini menunjukkan betapa dalamnya pengaruh kelompok ini terhadap pemikiran dan keyakinan anggotanya.
Film Bidaah tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sebuah panggilan untuk kewaspadaan. Kasus GISB adalah contoh nyata dari bahaya ajaran sesat yang dapat mengancam integritas individu dan masyarakat. Dengan meningkatnya kesadaran melalui karya seni, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan menghindari ajaran sesat di masa depan.
Komentar