Generasi Baru Musik Kendang; Kisah Inspiratif Afrizal Dwi Prasetyo

Izzul, seorang bocah berusia 13 tahun dari Dusun Damtelu, Desa Kedunggebang, Kecamatan Tegaldlimo, telah membuat namanya dikenal di dunia musik.
Ia adalah seorang pemain kendang yang berbakat dan telah memiliki minat yang besar terhadap musik sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, seperti dilansir dari RADAR BANYUWANGI.
Izzul, anak kedua dari pasangan Anis Samsudi dan Nurkayati, menemukan bakatnya dalam memainkan kendang ketika ia berada di kelas tiga SD.
Ayahnya, Anis, membelikannya sebuah kendang, dan Izzul dengan cepat menjadi mahir dalam memainkannya. "Izzul belajar memainkan kendang secara otodidak. Sebagai orang tua, saya harus mengakui bahwa saya tidak bisa memainkan kendang," kata Anis dengan bangga.
Mengenali bakat musik anaknya, Anis memutuskan untuk membentuk sebuah grup musik bernama "Izzul Music" yang diambil dari panggilan Afrizal Dwi Prasetyo.
Izzul menjelaskan bahwa ia belajar memainkan kendang dengan cara menonton video dan mendengarkan musik. Kemudian, ia berlatih memainkan kendang sesuai instrumen yang ditampilkan dalam video. "Sekarang saya sudah bisa mengiringi 30 lagu," tambahnya.
Talentanya menarik perhatian penyelenggara Dangdut Academy (DA) 2, dan Izzul diundang untuk tampil dalam acara tersebut. Meskipun penampilannya tidak menjadi viral, itu merupakan momen yang membanggakan bagi keluarga dan orang tuanya.
"Meskipun tidak menjadi viral, itu tetap merupakan pencapaian yang membuat kami bangga sebagai keluarga," ujar Anis.
Meskipun sukses di industri musik, Izzul tetap fokus pada studinya dan melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa.
Ia mengungkapkan, "Meskipun sudah menghasilkan uang dari memainkan kendang, saya tetap mengutamakan pendidikan dan menunaikan tugas sebagai siswa." Ia bertekad untuk berhasil baik dalam hal akademik maupun musik.
Izzul mengakui bahwa kesuksesannya tidak akan tercapai tanpa dukungan yang tak tergoyahkan dari keluarganya. Tanpa dorongan dan keterlibatan mereka, ia tidak akan mencapai apa yang telah ia raih saat ini.
"Saya sangat berterima kasih kepada keluarga. Berkat mereka, saya bisa memainkan kendang," ungkap Izzul dengan penuh rasa terima kasih.
Namun, pandemi COVID-19 menimbulkan tantangan bagi Izzul. Seperti halnya banyak musisi lainnya, ia menghadapi kesulitan akibat pembatalan pertunjukan langsung.
Meskipun mengalami hambatan, ia tetap bertekad dan terus berlatih memainkan kendang. Ia menegaskan bahwa sekolah tetap menjadi prioritas utamanya.
Sebagai kesimpulan, perjalanan musik Izzul dimulai sejak usia muda, dan dengan dukungan keluarganya, ia telah menjadi seorang pemain kendang yang terampil. Dedikasinya terhadap pendidikan dan musik menjadikannya berbeda.
Meskipun dihadapkan dengan tantangan pandemi, Izzul tetap optimis dan terus mengejar passion-nya dalam musik.
Komentar