Menembus Dinding: Komunitas ODHIV “Mission Impossible” Membangun Harapan dalam Pertempuran Melawan HIV/AIDS di Indonesia

Logo Mission Impossible
Logo Mission Impossible

BatakPos – Ditengah lautan tantangan, masyarakat Indonesia masih berjuang melawan HIV/AIDS, sebuah pandemi yang menjangkiti tubuh dan juga hati. Sejak awal kemunculannya, HIV/AIDS telah menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang, tidak hanya karena dampaknya pada kesehatan fisik, tetapi juga karena stigma sosial yang menyertainya.

Meskipun telah berlalu beberapa dekade sejak endemic  HIV/AIDS pertama kali muncul, tantangan ini masih menjadi kenyataan yang memilukan bagi banyak individu di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Mendirikan Tempat Perlindungan: Latar Belakang Komunitas ODHIV

Di Indonesia, di mana stigma sosial terhadap HIV/AIDS masih sangat kuat, banyak Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) mengalami kesulitan dalam mendapatkan dukungan, informasi, dan akses ke layanan kesehatan yang memadai. Pada tanggal 13 April 2021, dalam upaya untuk memberikan tempat perlindungan dan dukungan bagi ODHIV, komunitas daring "Mission Impossible" didirikan.

Nama komunitas ini dipilih untuk mencerminkan semangat pantang menyerah dan tekad yang kuat untuk mengatasi tantangan yang dianggap tidak mungkin. Misi utama "Mission Impossible" adalah untuk memberikan edukasi yang akurat tentang kesehatan dan kehidupan bagi ODHIV. Komunitas ini menyediakan platform di mana anggotanya dapat saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan dukungan.

Melalui berbagai program edukasi dan pelatihan, anggota "Mission Impossible" diberdayakan untuk mengelola kondisi mereka dengan lebih baik, termasuk dalam hal pengelolaan pengobatan dan perawatan diri. Selain itu, komunitas ini juga bertujuan untuk mengatasi stigma dan diskriminasi yang masih melingkupi HIV/AIDS di masyarakat. Dengan membangun kesadaran dan memperjuangkan hak-hak individu yang hidup dengan HIV/AIDS, "Mission Impossible" berusaha untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan empati bagi semua orang.

Apa Kata Anggota Komunitas Mission Impossible?

Siroel Soewarso, seorang anggota bersemangat dari komunitas "Mission Impossible", membagikan pengalamannya dengan penuh kejujuran. "Nama saya Siroel Soewarso, saya didiagnosis positif pada tahun 2016," ungkapnya. "Pertama kali saya terlibat dengan komunitas, itu terjadi di lingkungan saya sendiri. Saya sangat bersyukur karena mendapat bantuan yang sangat besar, terutama dalam memahami dasar-dasar tentang HIV."

Namun, perjalanannya tidak selalu mulus. "Pada tahun 2018, saya memutuskan untuk keluar dari grup WhatsApp KDS karena ada permasalahan" ceritanya dengan tulus. Namun, di tengah tantangan itu, Siroel tetap mencari pengetahuan tentang HIV secara mandiri selama sekitar tiga tahun, terutama melalui media sosial.

"Hingga pada tahun 2021, saya bergabung dengan grup OBS di Facebook, dan dari situ admin Mission Impossible mengajak saya untuk bergabung dengan grup mereka. Dan sejak saat itu, saya masih aktif di sana."

Dalam perjalanannya dengan komunitas, Siroel merasakan berbagai dampak positif. "Saya semakin paham dan mendapatkan informasi terkini yang mudah dipahami," katanya dengan senyum.

"Rasa percaya diri saya juga kembali meningkat, sehingga saya bahkan berani membuka status saya di media sosial, baik Facebook maupun Instagram."

Tidak hanya itu, bergabung dengan komunitas juga membuka jendela ke dunia baru bagi Siroel. "Saya juga bisa mengenal banyak karakter dari teman-teman positif di luar sana," ujarnya dengan rasa syukur. "Dan saya bangga karena bertemu dengan begitu banyak orang hebat yang berjuang melawan AIDS dan stigma dengan kepatuhan penggunaan ARV yang luar biasa."

Namun, di balik keberhasilan dan kebahagiaan itu, Siroel juga mengakui tantangan yang tak terlihat dari luar.

"Saya sering merasa lelah secara mental," ungkapnya dengan tulus. "Namun, saya telah menemukan cara sendiri untuk mengatasi kelelahan tersebut ketika saya merasa tertekan. Alhamdulillah, cara itu membantu saya untuk kembali ke keadaan yang lebih baik."

Melalui perjuangannya yang penuh semangat dan kesungguhan, Siroel Soewarso menjadi contoh inspiratif bagi banyak orang yang menghadapi situasi serupa. Dengan kerendahan hati, dia menunjukkan bahwa di tengah tantangan yang besar, ada cahaya harapan yang selalu menyinari jalan kita.

Menjaga Keseimbangan: Pentingnya Konsistensi dalam Pengobatan

Dua botol Antiretroviral (ARV), obat penting untuk menangani HIV/AIDS, mewakili perlunya konsistensi dalam pengobatan untuk pasien HIV/AIDS.

Komunitas ini senantiasa mengedukasi pesertanya dengan salah satu aspek krusial dalam perawatan HIV/AIDS, yaitu konsistensi dalam pengobatan. Penghentian pengobatan dapat berakibat fatal bagi ODHIV, karena dapat menyebabkan resistensi obat dan memperburuk kondisi kesehatan.

Keberlanjutan terapi antiretroviral (ART) ditegaskan sebagai kunci untuk menekan viral load dan mencegah perkembangan AIDS. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes, early retention in HIV care and viral load suppression adalah faktor penting dalam pendekatan pencegahan dan perawatan HIV.

Melawan Stigma: Edukasi untuk Mengubah Pandangan

Salah satu peran utama "Mission Impossible" adalah mengubah pandangan masyarakat tentang HIV/AIDS. Melalui kampanye penyuluhan dan edukasi, komunitas ini bekerja untuk menantang mitos dan stereotip yang beredar tentang HIV/AIDS.

Mereka menekankan pentingnya empati, pengertian, dan dukungan bagi individu yang hidup dengan HIV/AIDS, serta menghapuskan rasa takut dan ketidakpastian yang sering kali menyertainya.

Dukungan Profesional: Peran Pakar Kesehatan dan Mental

Komunitas "Mission Impossible" tidak hanya menyediakan dukungan dari sesama anggota, tetapi juga menawarkan layanan profesional yang membantu meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental para ODHIV.

Para anggota komunitas memiliki akses ke berbagai layanan konseling dengan para konselor dan psikolog yang berpengalaman dalam mendukung individu yang hidup dengan HIV/AIDS. Konseling ini membantu anggota untuk mengelola stres, kecemasan, dan depresi yang mungkin mereka alami sebagai dampak dari kondisi mereka.

Selain itu, "Mission Impossible" juga melibatkan aktivis kesehatan yang berdedikasi untuk mendukung para anggotanya. Aktivis ini tidak hanya memberikan informasi tentang perawatan dan manajemen HIV/AIDS, tetapi juga membimbing anggota dalam mengadvokasi hak-hak mereka dan memperjuangkan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan.

Sebagai tambahan, komunitas ini juga menyelenggarakan acara silaturahmi sesama ODHIV secara rutin. Pertemuan ini memberikan kesempatan bagi anggota untuk saling berbagi pengalaman, dukungan, dan inspirasi dalam menghadapi tantangan sehari-hari yang dihadapi oleh mereka. Salah satu kegiatan yang paling bermanfaat adalah sesi sharing bersama sesama ODHIV melalui teleconference.

Melalui platform ini, anggota dapat berbagi cerita, strategi, dan sumber daya dengan orang-orang yang memiliki pengalaman yang serupa. Ini tidak hanya memperkuat rasa solidaritas di antara anggota komunitas, tetapi juga memberikan kesempatan untuk belajar dari satu sama lain dan menemukan solusi yang efektif dalam menghadapi masalah yang dihadapi.

Dengan menyediakan akses ke berbagai layanan profesional dan aktivitas komunitas yang beragam, "Mission Impossible" bertujuan untuk memastikan bahwa para anggotanya merasa didukung, didengar, dan diperhatikan dalam perjalanan mereka dengan HIV/AIDS. Dukungan ini merupakan landasan penting dalam membantu anggota untuk mencapai kesejahteraan holistik dan menjalani kehidupan yang bermakna meskipun dihadapkan pada tantangan yang besar.

Penulis: Rovy Sanjani

Baca Juga