Medan-BP: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Utara menghebohkan dengan pengungkapan bahwa penyaluran kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah ini telah mencapai angka fantastis, mencapai Rp79,72 triliun hingga Mei 2024. Data ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 9,06 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Kepala Kantor OJK Provinsi Sumut, Khoirul Muttaqien, “Kredit UMKM terutama mengalir ke sektor perdagangan dengan pangsa sebesar 45,41 persen, diikuti oleh sektor pertanian dengan 26,08 persen, termasuk perkebunan sawit dan pertanian padi.”
Pertumbuhan ini didorong oleh dominasi usaha mikro dalam masyarakat setelah mengalami pergeseran signifikan sejak tahun 2021. “Pergeseran ini dipengaruhi oleh munculnya berbagai usaha perorangan di era kenormalan baru,” jelas Khoirul.
Selain itu, total kredit perbankan di Sumut secara keseluruhan mencapai Rp266,71 triliun, dengan kredit produktif mendominasi sebesar 69,76 persen. “Pertumbuhan ini terutama didorong oleh industri pengolahan yang tumbuh 11,93 persen, dengan pengolahan minyak goreng sebagai sektor terbesar yang tumbuh 22,50 persen,” tambahnya.
Kredit konsumtif juga mengalami kenaikan yang signifikan hingga mencapai Rp80,66 triliun, menunjukkan peningkatan kepercayaan konsumen dan akses yang lebih baik ke layanan keuangan.
Meskipun terjadi peningkatan kredit, OJK menegaskan bahwa kualitasnya tetap terjaga dengan baik, ditunjukkan oleh rasio kredit macet atau NPL net sebesar 1,01 persen dan NPL gross sebesar 2,05 persen.
Perbaikan signifikan juga terlihat pada loan at risk (LaR) atau kredit berisiko, yang menurun hingga 7,39 persen akibat berkurangnya jumlah kredit restrukturisasi.
Informasi ini menunjukkan bahwa sektor UMKM di Sumut memiliki peran vital dalam pertumbuhan ekonomi regional, dengan terus meningkatnya dukungan dari sektor keuangan untuk memajukan bisnis-bisnis lokal.
Komentar