Medan, harianbatakpos.com – Acara penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 yang seharusnya menjadi puncak perayaan prestasi olahraga, diwarnai kericuhan saat penukaran tiket masuk. Ratusan penonton yang ingin menyaksikan momen bersejarah tersebut harus menghadapi situasi tidak kondusif akibat antrean panjang, ketidakjelasan informasi, dan kurangnya koordinasi di lapangan.
Kejadian ini menimbulkan kekecewaan di kalangan warga yang telah antusias menyambut penutupan PON. Banyak dari mereka mengeluhkan sistem penukaran tiket yang tidak terorganisir dengan baik, hingga menyebabkan kericuhan dan kepadatan di beberapa titik penukaran. “Saya sudah antre berjam-jam, tapi tidak ada kejelasan kapan bisa mendapatkan tiket. Banyak yang akhirnya saling dorong dan teriak,” jelas difta.
Kericuhan ini menunjukkan betapa pentingnya manajemen acara yang profesional dan terstruktur, khususnya dalam event besar berskala nasional seperti PON. Dari sudut pandang pendidikan, peristiwa ini juga mencerminkan perlunya penguatan sistem pendidikan di bidang manajemen acara (event management) di Indonesia. Keterampilan dalam mengelola acara besar seperti ini harus diajarkan di berbagai lembaga pendidikan, terutama di perguruan tinggi yang menyediakan jurusan terkait.
Pendidikan di bidang manajemen acara tidak hanya meliputi pengelolaan teknis acara, tetapi juga kemampuan komunikasi, manajemen risiko, pengelolaan keramaian, hingga strategi teknologi untuk memastikan sistem tiket dan informasi berjalan lancar. Mahasiswa yang dibekali dengan keterampilan ini bisa menjadi aset penting dalam memastikan acara-acara besar di masa depan berlangsung sukses dan kondusif.
Sistem pendidikan yang lebih terfokus pada keterampilan praktis, seperti penggunaan teknologi digital dalam manajemen acara, pemahaman logistik, serta pelatihan dalam menghadapi krisis, sangat dibutuhkan. Dengan penguatan sistem pendidikan ini, ke depan diharapkan kita dapat menghindari insiden seperti kericuhan penukaran tiket PON 2024.
Hal ini juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara dunia pendidikan dan penyelenggara acara besar, sehingga lulusan yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan dunia kerja yang semakin kompleks. Selain itu, pelibatan mahasiswa dalam magang di event-event besar seperti PON bisa menjadi kesempatan nyata untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam mengelola acara skala nasional.
Dengan pembenahan sistem pendidikan di bidang ini, Indonesia dapat mempersiapkan generasi profesional yang mampu mengelola acara besar dengan baik, memastikan pengalaman yang lebih baik bagi para peserta dan penonton, serta memperkuat citra bangsa dalam penyelenggaraan event olahraga maupun budaya di masa mendatang. BP/CW1
Komentar