Nasional
Beranda » Berita » Demonstrasi Mahasiswa Tolak Kebijakan Pemerintah, Desak Reformasi Pendidikan

Demonstrasi Mahasiswa Tolak Kebijakan Pemerintah, Desak Reformasi Pendidikan


Jakarta, HarianBatakpos.com – Sejumlah elemen mahasiswa menggelar aksi demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap” di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Senin (17/2/2025). Aksi demonstrasi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap sewenang-wenang dan merugikan masyarakat.

Salah satu kelompok yang ikut dalam unjuk rasa adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI). Koordinator Aksi BEM UI, Muhammad Rafid Naufal Abrar, menyatakan bahwa aksi ini menyasar Istana Negara sebagai bentuk desakan kepada pemerintah untuk bertanggung jawab atas kondisi negara yang semakin memburuk.

Menurut Rafid, berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah telah menyebabkan krisis di berbagai sektor, termasuk pendidikan dan ekonomi. Oleh karena itu, mahasiswa turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi dan menuntut perubahan.

Profil Lengkap Menteri PANRB Rini Widyantini

Berikut fakta-fakta aksi demonstrasi mahasiswa di Jakarta hari ini:

  1. Massa membubarkan diri pukul 20.25 WIB Massa aksi telah membubarkan diri sejak pukul 20.25 WIB. Lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Barat kembali normal setelah sempat ditutup sejak pukul 13.00 WIB akibat demonstrasi mahasiswa.
  2. Ada 13 tuntutan yang ditujukan kepada pemerintah Elemen mahasiswa membawa 13 tuntutan utama kepada pemerintah. Mereka berjanji akan terus melakukan demonstrasi jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Beberapa tuntutan tersebut di antaranya adalah pendidikan gratis, evaluasi menyeluruh program makanan bergizi gratis, dan reformasi Kepolisian RI.
  3. Mengkritisi pengangkatan Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Menhan Koordinator Pusat BEM SI, Satria, mengkritisi kebijakan pemerintah terkait pengangkatan influencer sebagai staf khusus Menteri Pertahanan. Menurutnya, kebijakan ini bertentangan dengan prinsip efisiensi anggaran yang sering digaungkan pemerintah.”Efisiensi-efisiensi, pendidikan dipotong, tapi melantik staf khusus dari influencer,” ujar Satria dalam orasinya.
  4. Demonstrasi juga terjadi di Surabaya Tidak hanya di Jakarta, aksi demonstrasi mahasiswa juga berlangsung di Surabaya. Mahasiswa dari berbagai kampus, termasuk Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), turun ke jalan menolak kebijakan efisiensi anggaran pendidikan. Namun, aksi ini mendapat respons represif dari aparat kepolisian.”Banyak sekali tindakan represif yang dilakukan oleh aparat penegak hukum kepada teman-teman kita,” ujar Wendi Septian, mahasiswa UINSA yang ikut dalam aksi tersebut.
  5. Respons polisi terhadap dugaan kekerasan dalam unjuk rasa di Surabaya Kabag Ops Polrestabes Surabaya, AKBP Wibowo, menyatakan bahwa hanya terjadi aksi dorong antara polisi dan mahasiswa karena massa aksi mencoba masuk ke gedung DPRD Jatim.”Awalnya (demonstrasi) berjalan lancar, kemudian ada sedikit miskomunikasi. Namun, secara keseluruhan kegiatan tetap berjalan lancar,” kata Wibowo.
  6. Respons Istana terkait demo mahasiswa Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, membantah adanya pengurangan anggaran Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan bantuan sosial Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah.”Presiden menegaskan bahwa biaya operasional perguruan tinggi negeri, KIP kuliah, dan segala macam sama sekali tidak boleh dikurangi,” kata Hasan di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Demonstrasi mahasiswa di Jakarta dan Surabaya menunjukkan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah, terutama dalam bidang pendidikan dan anggaran negara. Mahasiswa berjanji akan terus mengawal isu-isu ini hingga tuntutan mereka terpenuhi.

(KATA KUNCI UTAMA DAN

Retret Gelombang II: Ponsel Diperbolehkan, Ajudan Dilarang

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *