Medan, HarianBatakpos.com – Nelayan Natuna di Kepulauan Riau saat ini merasa resah dengan adanya Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Vietnam yang bebas menangkap ikan di laut Natuna Utara. Keberadaan ratusan kapal ini menimbulkan keresahan di kalangan nelayan lokal, yang merasa terancam oleh praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.
Salah satu nelayan, Hengki Aboi, menyatakan bahwa KIA Vietnam tidak hanya berjumlah puluhan, tetapi mencapai ratusan. Kapal-kapal ini menggunakan alat tangkap ikan yang dilarang di Indonesia, seperti pukat trawl. Hengki mengharapkan pemerintah dapat meningkatkan pengawasan, terutama di laut Natuna Utara. “Itu bukan puluhan, ratusan kapal Vietnam. Jadi, tolonglah pemerintah terkait lebih perketat penjagaannya,” ujar Hengki.
Dalam pandangannya, kehadiran kapal pengawasan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Bakamla harus lebih aktif di lapangan. “Jangan kapal nyandar aja di pelabuhan, tapi kerjanya enggak ada,” tambahnya. Keresahan ini semakin meningkat ketika nelayan membandingkan situasi saat Menteri KKP Susi Pudjiastuti menjabat, di mana keamanan laut Natuna terjaga dan hasil tangkapan nelayan meningkat, dilansir dari laman Lambeturah.co.id.
Saat ini, hasil tangkapan para nelayan sangat minim. “Baru pulang sepuluh hari kerja, kami cuma aduh, buat makan aja nggak dapat,” keluhnya. Kekecewaan ini menunjukkan betapa pentingnya langkah cepat dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini agar nelayan dapat kembali beraktivitas dengan aman.
Krisis yang dihadapi nelayan di laut Natuna Utara ini memerlukan perhatian yang serius. Penegakan hukum yang tegas terhadap kapal-kapal asing sangat diperlukan untuk melindungi sumber daya laut Indonesia.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar