Gaya Hidup Headline Internasional Mancanegara Peristiwa Sejarah
Beranda » Berita » Sejarah dan Latar Belakang Peristiwa Malari

Sejarah dan Latar Belakang Peristiwa Malari

Sumber: cnnindonesia.com

Peristiwa Malari merupakan salah satu peristiwa kelam di zaman Orde Baru. Peristiwa Malari merupakan singkatan dari malapetaka 15 Januari 1974. Peristiwa ini berawal dari rencana kedatangan Perdana Menteri Jepang Tanaka Kakuei ke Indonesia dan juga kisruh investasi asing saat itu.Jumlah korban peristiwa Malari adalah 11 orang tewas, 137 orang luka-luka, 750 orang ditangkap.

 

Berikut adalah sejarah dan latar belakang Peristiwa Malari dan bagaimana peristiwa tersebut membekas sebagai sebuah peristiwa berdarah.

Walikota Medan Rico Waas Sampaikan Ucapan Selamat Memperingati Wafatnya Raja Sisingamangaraja XII

 

Latar Belakang Peristiwa Malari

 

Peristiwa Malari tidak muncul begitu saja, karena dipicu oleh ketidakpuasan mahasiswa sejak awal 1970. Para aktivis dan mahasiswa di Indonesia menilai kebijakan pemerintah Orde Baru lebih menguntungkan para pengusaha dan lingkaran kekuasaan daripada kepentingan rakyat umum.

 

Mau Download Aplikasi Laptop Tanpa Risiko? Ikuti Cara Ini

Pertama, sebagai bentuk demonstrasi mahasiswa menentang modal asing, terutama Jepang. Kedua, bentuk ketidaksenangan kaum intelektual terhadap Asisten Pribadi atau Aspri Presiden Soeharto, yaitu Ali Moertopo dan Soedjono Humardani.

 

Aksi protes juga mencakup isu-isu terkait kondisi kerja di perusahaan-perusahaan Jepang. Pekerja sering kali mengeluhkan upah rendah, kondisi kerja yang buruk, dan kurangnya perlindungan terhadap hak-hak pekerja.

 

Kronologi Peristiwa Malari

 

Mahasiswa menyambut kedatangan Kakuei pada 14 Januari dengan melakukan demonstrasi di Bandara Halim Perdanakusuma. Namun, para demonstran tak bisa masuk karena mendapat penjagaan ketat dari aparat keamanan.

 

Keesokan harinya, mahasiswa kembali turun ke jalan untuk menuntut ketidaksetaraan penanaman modal asing yang menguntungkan kelompok tertentu, pemberantasan korupsi, dan tingginya harga kebutuhan pokok. Selain tiga tuntutan itu, mahasiswa juga menuntut dibubarkannya Asisten Penasehat Pribadi (Aspri) Presiden Soeharto.

 

Menjelang sore hari, aksi demonstrasi mulai memanas dan berakhir ricuh. Kerusuhan besar ini diduga terjadi karena provokator. Saat itu, terjadi sejumlah pengrusakan, pembakaran, dan penghancuran merek mobil Jepang.

 

Kerusuhan yang semula terjadi di Jalan Sudirman meluas hingga ke Senen. Massa menjara dan membakar pusat perbelanjaan itu. Sejumlah gedung pun terbakar.

 

Dampak Peristiwa Malari

 

Aparat keamanan menyalahkan mahasiswa sebagai dalang di balik kerusuhan tersebut. Namun, mahasiswa menyanggah dan menyebut aksi yang mereka lakukan dari Salemba ke Grogol berlangsung damai.

 

Setelah kerusuhan, Presiden Soeharto mengambil langkah dengan mencopot Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Jenderal Sumitro. Dia dianggap bertanggung jawab terjadinya kerusuhan dan korban tewas.

 

Pencopotan juga menimpa orang-orang terdekat Sumitro. Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) Sutopo Juwono dicopot dan digantikan oleh Yoga Soegomo.

 

Sementara Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia yang saat itu menjadi penggerak para mahasiswa berdemonstrasi, Hariman Siregar dinyatakan bersalah oleh pemerintah dan dijatuhi hukuman penjara.

 

Tuntutan pembubaran Aspri tercapai. Lembaga Asisten Pribadi Presiden pun dibubarkan. Meski begitu, Mantan pemimpin Aspri Ali Murtopo dipindah tugaskan ke Bakin.

 

Meski sudah diketahui latar belakang dari Peristiwa Malari, namun tokoh atau dalang utama peristiwa ini masih belum diketahui hingga sekarang. Peristiwa ini juga menjadi kasus HAM yang boleh terselesaikan hingga saat ini.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan