Jakarta, HarianBatakpos.com – Indonesia siap menjadi pusat bisnis halal global yang berkelanjutan dan etis. Hal ini disampaikan Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang, Heri Akhmadi, dalam forum Bank Indonesia Week di Paviliun Indonesia, World Expo 2025 Osaka, Kansai, Jepang. Pada acara tersebut, Heri menegaskan bahwa Indonesia lebih dari siap untuk memimpin pasar bisnis halal dan gaya hidup berkelanjutan di kancah internasional.
Menurut Heri, Indonesia memiliki populasi sebesar 283 juta jiwa, di mana sekitar 83 persen merupakan Muslim. Dengan potensi tersebut, Indonesia tengah membangun ekosistem yang menyatukan prinsip bisnis halal dan keberlanjutan. Visi Indonesia adalah menjadikan halal sebagai gaya hidup etis, inklusif, dan relevan secara global, bukan sekadar label belaka. Upaya ini menunjukkan keseriusan Indonesia menjadi pemain utama dalam sektor bisnis halal dunia.
Berdasarkan laporan Japan External Trade Organization (JETRO) tahun 2023, lebih dari 25 persen eksportir makanan Jepang mulai merambah pasar halal. Saat ini terdapat 500 restoran bersertifikat halal di Jepang—jumlah yang meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir. Bahkan, dari sekitar 500 ribu Muslim di Jepang, 107 ribu di antaranya adalah warga negara Indonesia, menandakan bahwa bisnis halal memiliki potensi pasar yang besar.
Dalam ajang World Expo 2025 Osaka, Indonesia menampilkan produk-produk UMKM bersertifikat halal yang siap ekspor. Heri menyebutkan, produk tersebut telah memenuhi standar tinggi dan berkomitmen terhadap keberlanjutan. Hal ini merupakan bukti konkret kesiapan Indonesia bersaing dalam bisnis halal global. Keterangan foto: Dubes RI Heri Akhmadi saat menyampaikan sambutan dalam forum bisnis halal di Osaka, Jepang.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, juga menegaskan bahwa BI membuka kolaborasi untuk memfasilitasi produk halal Indonesia agar masuk ke rantai pasok global. Dalam forum ini, BI melibatkan 50 UMKM binaan dari seluruh daerah di Indonesia untuk memamerkan produk unggulan yang siap mendunia melalui sektor bisnis halal.
Sekretaris Jenderal ASEAN-Japan Centre, Kunihiko Hirabayashi, menambahkan bahwa hubungan diplomatik Indonesia-Jepang yang sudah terjalin selama 67 tahun membuka peluang kerja sama lebih luas. Menurutnya, semangat hijau dan kerja sama harmonis merupakan kunci keberhasilan dalam membangun kemitraan jangka panjang, termasuk dalam pengembangan bisnis halal dan produk berkelanjutan.
Forum ini juga menjadi saksi penandatanganan beberapa Memorandum of Understanding (MoU) antara pelaku usaha Indonesia dan Jepang. Di antaranya, Aranaspice dengan Koh Juku untuk komoditas kakao, Wastraloka dengan Stoneman untuk produk fesyen, Agung Bali dengan Mr. Kawabe Naomitsu untuk dekorasi rumah, serta Joglo Ayu Tenan dengan Alyssa untuk aksesori. Nilai investasi dari keempat MoU tersebut mencapai Rp5,8 miliar. Selain itu, kantor representatif Sila Tea juga resmi didirikan, dengan nilai investasi sebesar Rp20 miliar.
Diskusi panel bertema “Scaling Halal Lifestyle and Sustainable Products: Unlocking Opportunities in the Global Market” menjadi penutup acara. Diskusi ini menyoroti potensi besar UMKM Indonesia dalam bisnis halal melalui integrasi teknologi Jepang dan nilai-nilai etis. Perpaduan antara inovasi dan tradisi diyakini menjadi kunci agar produk halal Indonesia dapat bersaing di pasar global.
Direktur Paviliun Indonesia, Rosy Wediawaty, menyampaikan harapannya agar forum ini menjadi langkah konkret dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat bisnis halal global demi mendukung transformasi ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar