Garuda Cari Pendanaan Alternatif Untuk Kurangi Beban Utang

Garuda Indonesia

JAKARTA-BP: PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menjelaskan penerbitan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) GIAA01 dengan menjaminkan pendapatan dari tiket ke rute penerbangan Jeddah dan Madinah tidak menambah beban keuangan perusahaan.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono mengatakan dana dari KIK-EBA ini akan digunakan perusahaan melunasi pokok obligasi jatuh tempo awal bulan ini senilai Rp 2 triliun. Pelunasan tersebut meringankan beban perusahaan atas utang-utang jangka pendeknya.

"Jadi sebenarnya yang kita jaga total utangnya, sekarang itu kalau dilihat utang kita sekitar US$ 1,9 miliar dan kemarin ada yang jatuh tempo Rp 2 triliun nah ini untuk menggantikan itu. Jadi dengan cara itu biaya yang dibebankan Garuda relatif sama karena pinjamannya sama," kata Helmi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (31/7).

Selain itu, perseroan juga akan melakukan refinancing utang bank yang lain dengan mempertimbangkan langkah pendanaan alternatif. Garuda baru saja membatalkan rencana menerbitkan surat utang berdenominasi dolar (global bonds) karena pertimbangan kondisi pasar global yang sedang bergejolak dan berpotensi memiliki tingkat bunga yang tinggi.

Hingga akhir Maret 2018 lalu, total utang perusahaan yang jatuh tempo dalam waktu dekat bernilai sebesar US$ 1,01 miliar (Rp 14 triliun, asumsi rupiah Rp 14.000/dolar). Sedang total utang obligasi yang jatuh tempo sebesar US$ 147,32 juta (Rp 2,06 triliun).

"Sekarang kita lebih ke bilateral dan sindikasi, sedang proses untuk itu jadi secara total tidak akan terlalu banyak," jelas dia.

Sumber: Cnbc Indonesia (ES)

Penulis:

Baca Juga