Ketua KPK: Teror Bom Jangan Buat Kita Takut

Jakarta-BP: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo mengaku tidak akan takut terhadap teror bom yang menimpanya pada Rabu (9/1). Pada Rabu pagi, ajudan Agus menemukan sebuah benda mencurigakan yang digantung di pagar rumahnya di Perumahan Graha Indah, Kecamatan Jatiasih, Bekasi. Benda itu berupa tas hitam dan saat dicek terdapat pipa.

Ajudan Agus sempat mengira itu adalah bom, sehingga langsung diambil tindakan untuk menjinakan. Namun, usai diperiksa oleh Mabes Polri, benda yang dikira bom itu ternyata palsu.

"Memang ada sejenis paralon, ada juga kabel-kabel. Ditemukan juga serbuk putih semen, ada baterai juga selayaknya bom. Tapi detonator tidak ada sama sekali. Setelah dianalisa Puslabfor, maka Polri simpulkan bahwa yang ditemukan di lokasi adalah bom palsu," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen (Pol) M. Iqbal di area Trunojoyo pada Kamis (10/1).

Lalu, apa tanggapan Agus usai mengetahui benda yang ditaruh di pagar rumahnya adalah bom palsu?

1. KPK tidak takut terhadap teror bom

Menurut Agus, usai mendapatkan teror bom itu, ia tetap beraktivitas seperti biasa. Bahkan, di hari itu ia tetap menghadiri kegiatan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama dengan pejabat tinggi lainnya.

Ia menegaskan, walau diteror, tetapi tidak membuat dirinya gentar untuk memberantas korupsi.

"Jangan membuat kita takut (terhadap teror). Justru, kita harus terus berjuang. Dukungan dari Anda jelas sangat dibutuhkan," ujar Agus yang ditemui di Hotel Bidakara pada Kamis kemarin dan dikutip dari Antara.

Ia mengaku juga telah mendengar informasi bahwa benda yang diduga bom pipa di rumahnya ternyata palsu. Jenis zat serbuk putih itu setelah dianalisa adalah semen dan bukan mesiu. Sehingga tidak mungkin meledak.

"Saya tadi malam dapat update terakhir, itu bahan bakunya bukan mesiu. Cuma semen putih. Jadi, bom palsu lah, hanya dibuat serupa bom ada pemicu tapi bukan bom, karena gak bisa meledak," kata dia lagi.

2. Agus tidak ingin berspekulasi soal penyebab dirinya diteror

Walaupun itu bukan benar-benar bom, tetap saja pelaku ingin mengirimkan pesan. Namun, apa yang menyebabkan Agus dan Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif yang menjadi sasaran teror? Apakah hal tersebut karena terkait kasus yang sedang ditangani oleh lembaga antirasuah?

Mantan Ketua LKPP itu tidak ingin berspekulasi. Termasuk teror itu dinilai merupakan bagian dari agenda politik menjelang pemilu pada 17 April mendatang. Ia memilih menyerahkan kasusnya kepada polisi.

"Kami belum bisa menyimpulkan. Biar teman-teman di Polri yang mendalami. Kami akan membantu apa yang dibutuhkan oleh teman-teman di Polri, tapi soal yang menentukan biarkan mereka saja," kata Agus.

Sementara, juru bicara KPK, Febri Diansyah menegaskan permasalahan yang terjadi di kediaman Agus bukan sekedar pipa yang semula diduga bom hanya berisi semen putih. Menurutnya jelas, aksi itu ingin menganggu kinerja lembaga antirasuah.

"Tentu yang perlu diungkap, siapa pelakunya, tujuannya apa dan kepentingan siapa sesungguhnya di balik ini. Itu hal-hal yang tentu kami harapkan bisa diungkap oleh Polri," ujar Febri ketika ditemui di gedung KPK pada Kamis sore kemarin.

3. Pengamanan terhadap pimpinan KPK akan dievaluasi

Pasca kejadian teror ini, apakah KPK akan melakukan mitigasi perlindungan terhadap orang-orang yang dianggap rentan? Menurut Agus, hal tersebut sedang dibicarakan. Mereka akan membicarakan beberapa opsi termasuk apakah nantinya petugas KPK akan dilengkapi dengan senjata tertentu.

"Kami sedang mengevaluasi, misalkan nanti petugas KPK akan dilengkapi dengan senjata tertentu. Nanti, akan dibahas secara detail," kata Agus.

4. Kapolri ajak KPK untuk membentuk tim khusus mengusut teror bom

Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Kamis kemarin sudah menginstruksikan kepada polisi agar mencari pelaku teror yang meletakan bom di kediaman Agus dan Laode M. Syarif. Sebab, hal tersebut merupakan bentuk intimidasi terhadap upaya pemberantasan korupsi.

Sayangnya, dari Polri tidak membuat gebrakan baru. Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengajak KPK untuk membentuk tim gabungan untuk menyelidiki teror tersebut.

"Supaya penanganan kasusnya benar-benar transparan," kata Tito yang ditemui di Universitas Indonesia Depok.

(IdnTimes) BP/JP

Penulis:

Baca Juga