Medan, HarianBatakpos.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyuarakan kekecewaannya terhadap aksi sekelompok pemuda yang membentangkan spanduk penolakan penjualan Persikas Subang dalam sebuah acara resmi. Ia menilai, ada kekuatan politik yang menunggangi aksi tersebut, terlebih karena beberapa pelaku masih berstatus pelajar SMP.
Dalam unggahan di media sosial, Dedi menegaskan bahwa aksi itu bukan spontanitas warga, melainkan sudah terkoordinasi secara sistematis. Ia menduga keterlibatan anak-anak itu tidak lepas dari arahan pihak tertentu yang menjadikan sepak bola sebagai alat politik.
“Tidak boleh politisi praktis menggunakan sepak bola sebagai kekuatan politik, apalagi memanfaatkan anak-anak remaja,” tegasnya.
Dilansir dari laman Kompas.com, Dedi juga menyinggung kemungkinan sebagian peserta aksi berada dalam pengaruh minuman sebelum mengikuti protes. Ia meminta para politisi menghentikan praktik politisasi semacam ini dan bersikap profesional tanpa mencampuradukkan olahraga dengan kepentingan politik.
Kemarahan Dedi juga sempat viral saat ia mengusir massa pembawa spanduk saat acara Nganjang Ka Rakyat di Subang. Ia menilai, aksi tersebut mengganggu dialog dengan warga yang sedang dalam kondisi sulit, dan menyayangkan hilangnya rasa empati dari para demonstran.
Bagi Dedi, mendidik rakyat lebih penting dibanding sekadar mengejar elektabilitas.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar