Hukum
Beranda / Hukum / Pelecehan Medis di Garut: IDI Jabar Serukan Prosedur Pemeriksaan yang Aman

Pelecehan Medis di Garut: IDI Jabar Serukan Prosedur Pemeriksaan yang Aman

Ilustrasi (detik.com)
Ilustrasi (detik.com)

Medan,  HarianBatakpos.com – Kasus dugaan pelecehan oleh dokter di Garut telah menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat menilai situasi dalam video yang viral tersebut tidak sesuai dengan standar prosedur operasional. Ketua IDI Jabar, Muhammad Luthfi, mengingatkan pentingnya pengawasan dalam proses pemeriksaan medis, terutama bagi pasien perempuan.

Luthfi menekankan bahwa setiap pemeriksaan kandungan harus dilakukan dengan pendampingan dari perawat atau bidan. “Kalau hal ini menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan, tentunya pelayanan kesehatan akan terganggu,” ujarnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan publik terhadap layanan kesehatan, yang sangat penting dalam situasi seperti ini, dikutip dari kompas.com.

Sebelumnya, beredar video yang menunjukkan seorang dokter berinisial MS diduga melakukan pelecehan seksual saat memeriksa pasien menggunakan alat Ultrasonografi (USG). Dalam video tersebut, terlihat tangan dokter menyentuh bagian tubuh pasien yang tidak seharusnya. Situasi ini jelas melanggar etika kedokteran dan prosedur yang telah ditetapkan.

Keributan di Masjid Bau-Bau: Ketegangan Rebutan Menjadi Imam Shalat

Luthfi juga menambahkan bahwa jika tenaga kesehatan pendamping terbatas, pasien diperbolehkan didampingi oleh anggota keluarga, asalkan sesuai dengan muhrim. Hal ini menunjukkan pentingnya transparansi dan kenyamanan bagi pasien dalam setiap proses pemeriksaan.

Masyarakat kini lebih berhati-hati dalam memilih dokter, terutama dokter kandungan. Luthfi mengingatkan bahwa pasien berhak memilih dokter yang dirasa nyaman. Jika ada dugaan pelanggaran, masyarakat bisa melapor ke IDI cabang setempat. IDI berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan pelapor dan menindaklanjuti setiap laporan yang masuk.

Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terburu-buru dalam menilai situasi. Kepercayaan terhadap layanan kesehatan harus tetap dijaga, agar pelayanan kesehatan di Garut dan sekitarnya tetap berjalan dengan baik.

Kontroversi Guru Ngaji di Palu: Dugaan Pencabulan Anak di Bawah Umur

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement