Headline Kesehatan
Beranda » Berita » Varian Baru COVID-19 Picu Lonjakan Kasus Global, WHO Keluarkan Peringatan Serius

Varian Baru COVID-19 Picu Lonjakan Kasus Global, WHO Keluarkan Peringatan Serius

Varian Baru COVID-19 Picu Lonjakan Kasus Global, WHO Keluarkan Peringatan Serius
Ilustrasi virus corona varian NB.1.8.1 yang diamati oleh WHO (Foto: Halodoc)

Jenewa, HarianBatakpos.com – Varian COVID-19 terbaru bernama NB.1.8.1 kini menjadi perhatian dunia setelah memicu lonjakan kasus di sejumlah wilayah global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa varian ini telah menyebar di berbagai negara dan menyebabkan peningkatan kasus COVID-19, terutama di kawasan Pasifik Barat, Eropa, Amerika, hingga Asia Tenggara.

Varian NB.1.8.1 yang tengah menjadi sorotan ini disebut sebagai variant under monitoring oleh WHO sejak 23 Mei 2025. Berdasarkan laporan terbaru pada Rabu (29/5/2025), hingga 18 Mei, sebanyak 518 sekuens dari varian ini telah dikirimkan ke GISAID oleh 22 negara. Angka ini mencerminkan 10,7 persen dari total sekuens global pada minggu epidemiologi ke-17 tahun 2025. Sebagai perbandingan, empat minggu sebelumnya pada minggu epidemiologi ke-14 (31 Maret-6 April), prevalensinya hanya 2,5 persen. Artinya, penyebaran virus corona jenis NB.1.8.1 mengalami lonjakan signifikan dalam waktu singkat.

Menurut WHO, vaksin COVID-19 yang saat ini beredar masih dinilai efektif dalam mencegah gejala dan penyakit berat akibat varian ini. Meski terjadi peningkatan kasus dan rawat inap di beberapa negara, varian NB.1.8.1 belum menunjukkan gejala yang lebih parah dibandingkan varian COVID-19 sebelumnya.

Menopause Dini: Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Perubahan

Di tengah kewaspadaan global, WHO menegaskan bahwa mutasi pada varian ini harus tetap diawasi ketat. NB.1.8.1 merupakan turunan dari varian rekombinan XDV.1.5.1 dan memiliki beberapa mutasi penting pada protein spike, seperti T22N, F59S, G184S, A435S, V445H, dan T478I. Mutasi-mutasi ini dapat meningkatkan penularan dan kemampuan varian untuk menghindari respons antibodi. Sebagai contoh, mutasi pada posisi 445 meningkatkan afinitas pengikatan ke reseptor hACE2, yang mempercepat penyebaran. Sementara mutasi pada posisi 435 dan 478 berkontribusi pada pelemahan efektivitas antibodi tertentu.

Selain itu, WHO dan Kelompok Penasihat Teknis tentang Komposisi Vaksin COVID-19 (TAG-CO-VAC) juga secara berkala mengevaluasi dampak varian ini terhadap efektivitas vaksin, untuk memberikan panduan kepada negara-negara dalam menyesuaikan strategi vaksinasi.

Sebagai bentuk antisipasi jangka panjang, WHO telah memperpanjang Rekomendasi Tetap IHR untuk COVID-19 hingga 30 April 2026. Tujuannya adalah membantu negara-negara anggota dalam mengelola risiko pandemi COVID-19 selama masa transisi menuju pengendalian penyakit secara luas.

Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05

Makronutrien: Rahasia Energi dan Kesehatan bagi Perempuan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan