Medan, HarianBatakpos.com – Puluhan dealer mobil listrik BYD di Provinsi Shandong, China, mendadak tutup dan diduga mengalami kebangkrutan. Diketahui, sebanyak 20 gerai yang dikelola oleh Qiancheng Holdings sudah tak lagi beroperasi. Qiancheng merupakan salah satu jaringan dealer terbesar BYD di wilayah tersebut.
Perusahaan itu tengah menghadapi masalah keuangan serius. Akibatnya, lebih dari 1.000 konsumen dikabarkan tidak mendapatkan layanan purnajual dan jaminan kendaraan yang telah dijanjikan. Gerai-gerai yang terdampak tersebar di sejumlah kota besar seperti Jinan dan Weifang.
Dilansir dari laman detik.com, krisis ini diduga dipicu oleh perubahan kebijakan BYD terhadap model jaringan distribusinya. Dalam surat terbuka tertanggal 17 April, Qiancheng menyebut perubahan strategi BYD menyebabkan tekanan arus kas yang hebat. Namun hingga kini, Qiancheng belum memberikan pernyataan resmi atas permintaan komentar dari Reuters.
Sementara itu, BYD tidak merespons langsung isu ini, dan justru mengarahkan media ke laporan Cover News yang mengutip pernyataan dari perwakilan PR mereka. Saat ini, BYD memang masih sangat bergantung pada jaringan dealer untuk penjualan mobilnya di pasar domestik China.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar