Ribuan Kader Parpol Daftarkan Bacaleg, dan Ngotot Mendapat 20%

MEDAN-BP: Bacaleg (Bakal Calon Legislatif) untuk Sumatera Utara kali ini ramai ramai mendaftarkan diri ke KPU (Komisi Pemilihan Umum) Sumatera Utara, pada Selasa (17/7/2018) lalu.
Diperkirakan sekira ribuan Bacaleg diwilayah Sumatera Utara ikut bersaing untuk mendapatkan kursi di DPRD Kabupaten/Kota dan Provinsi Sumut.
Dalam kubu Partai Politik (Parpol) masing-masing mendaptarkan kadernya di kancah perpolitikan optimis raih kursi lebih banyak.
Diantaranya partai PDI Perjuangan daftar 100 bacaleg. Partai ini optimis mencapai 20 persen. Partai Demokrat juga ngotot raih 20 persen. Golkar pun harus mampu bertahan diatas 20 persen. Sedangkan Partai lainnya optimis raih kursi 6 persen. Baik partai PKPI , Partai Hanura juga optimis raih 10 persen keatas. Partai Nasdem harus berhasil raih 20 persen keatas.
Ketika itu seluruh partai telah mendaftar ke KPU Sumut diterima secara lengkap komisioner KPU Sumut Mulia Banurea, Benget Silitonga, Nazir Salim dan Iskandar Zulkarnain.
RSU Jiwa Bakal Penuh
Menanggapi hal itu, Yan Max pegiat anti korupsi dan anti suap kepada wartawan, Jumat (20/7/2018) mempertanyakan sikap para kader Parpol yang ramai mendaftar bacaleg. Apa yang mendasari mereka antusias daftar caleg. Ada apa dibalik ini, tanya Yan.
"Jangan hanya tampil ingin duduk tapi niatnya jauh dari harapan rakyat. Modusnya ingin perubahan Sumut. Padahal buat perubahan diri sendiri".
"Saya khawatir kedepan rumah sakit jiwa tak cukup ruangan untuk menampung para sakit jiwa," kritik Yan Max.
Pasalnya Bacaleg diperkirakan sejumlah ribuan yang mendaftar. Sedangkan kuota hanya butuh 100 kursi untuk Provinsi Sumut. Kabupaten Kota butuh 40-50 kursi.
Bagaimana nasib ratusan caleg yang tidak terpilih. "Yalah, diyakini mereka akan meradang, ribut dan menyalahkan orang lain hingga mengkambing hitamkan panitia pemilihan". Dan selanjutnya muncul penyesalan trus pening sendiri, tukasnya.
Mirip Vampir
Sedangkan Paulus Ronal Sinambela SH, pelopor muda Sumut menanggapi soal rekam jejak para caleg. "Bersih, jujur, teruji dan terukur harus mereka tonjolkan kepada rakyat. Harus ada jaminan terpercaya pada rakyat, bahwa perubahan Sumut kedepan akan tergapai nyata."
"Jangan hanya tampak diluar necis berpakaian rapi, berpenampilan menarik, tapi perilakunya mirip "Vampir" . Ini sangat bahaya," lanjut Paulus Ronal yang juga wakil pemimpin umum harianbatakpos.com memaparkan bahwa makhluk Vampir ini adalah pengisap darah manusia dan melalui gigitan nya mampu menyebarkan virus vampir ketubuh manusia hingga berubah vampir.
Vampir dalam legenda Balkan dan Eropa Timur memiliki penampilan yang beragam (mulai dari makhluk mirip manusia sampai mayat hidup) sedangkan di Eropa Barat, vampir digambarkan sebagai makhluk yang berpenampilan rapi dan mewah.
Selain itu, katanya Calon Legislatif sebelum terpilih janjinya bagi rakyat terkesan muluk-muluk. Manis didengar tapi belakangan nantinya pahit ditelan. Ibarat kelakuan Robinhood, penebar kebaikan tapi hatinya perampok.
Soalnya, ujar Paulus panggilan akrab ketua internal ini menganalogikan, terlihat sejumlah caleg diperkirakan 80 persen wajah baru. Artinya kapablitas wajah baru ini, rekam jejaknya diragukan. Orang lama tak ikut nyaleg karena dicokok KPK. Tentu tak ada pilihan, kata Paulus.
"Tak ada yang menonjol signifikan diperbuat wakil rakyat. Kerjanya ketuk palu, rapat Perda, buat PP, rancang anggaran dan cari olahan. Selanjutnya main proyek mengatasnamakan kepentingan rakyat. Karena itu habislah tersedot uang negara triliunan rupiah hanya membayar gaji dewan rakyat duduk diam dikursi empuk."
"Dengan begitu diharapkan pada rakyat Indonesia terkhusus masyarakat Sumut kedepan agar berhati hati memilih wakil rakyat. Hendaknya jangan asal pilih. Pilih yang mengerti persoalan, bersih dan berani membela yang benar apalagi yang lemah tapi benar. Ketika terpilih nanti juga harus siap diuji setiap saat. Jangan sampai ketika terpilih nanti hanya menambah beban negara membayar gaji dan fasilitasnya," tukas Paulus Ronal. (BP/tim)
Komentar