Medan, HarianBatakpos.com – Kabar duka datang dari Vatikan. Paus Fransiskus wafat dalam usia 88 tahun, meninggalkan jejak mendalam di hati umat Katolik dan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Kabar Paus Fransiskus wafat mengundang duka mendalam, terutama setelah kunjungannya yang penuh makna ke Indonesia pada September 2024 lalu.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi catatan sejarah penting. Ia menjadi Paus ketiga yang menyambangi Tanah Air, setelah Paus Paulus VI pada 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 1989. Lawatan apostoliknya ini berlangsung selama empat hari, dari 3 hingga 6 September, sebagai bagian dari perjalanan ke Asia-Pasifik.
Paus Fransiskus wafat, tetapi kenangan akan kunjungan bersejarahnya masih membekas. Ia bertemu Presiden Joko Widodo, tokoh lintas agama, hingga masyarakat umum. Puncak kunjungannya adalah pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal, Jakarta, yang menjadi simbol kuat persatuan dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
Paus Fransiskus juga memimpin misa akbar di Stadion GBK yang dihadiri 86.000 umat Katolik. Dalam khotbahnya, ia mengajak masyarakat menabur benih cinta dan menjaga persatuan. Paus Fransiskus wafat, namun semangat persaudaraan dan toleransi yang ia sampaikan masih menjadi warisan hidup.
Kunjungan Bernilai Simbolis dan Pesan Lingkungan
Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia juga sarat makna simbolis. Ia memilih menginap di Kedutaan Takhta Suci dan menggunakan kendaraan sederhana seperti Toyota Zenix. Bahkan, ia terbang dari Roma menggunakan pesawat komersial Alitalia. Paus Fransiskus wafat, tapi gaya hidup sederhananya tetap menjadi teladan.
Selama di Indonesia, Paus Fransiskus mengunjungi Gereja Katedral Santa Maria di Jakarta dan menyampaikan pentingnya hidup berdampingan dalam semangat Pancasila. Dua kursi simbolik yang dibuat siswa dari berbagai agama memperlihatkan semangat toleransi dan keberagaman yang dijunjung tinggi.
Paus Fransiskus juga menyampaikan pesan lingkungan saat menerima bibit bakau dari Menteri Luhut. Bibit tersebut didistribusikan ke berbagai wilayah sebagai bentuk komitmen menjaga bumi. Paus Fransiskus wafat, tetapi ajakan menjaga lingkungan tetap menggema.
Masjid Istiqlal Jadi Pusat Dialog dan Simbol Persaudaraan
Di Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus menyampaikan rasa bahagianya bisa hadir di rumah ibadah terbesar di Asia Tenggara. Ia menyebut Istiqlal sebagai tempat ibadah bagi umat manusia, yang bisa menjadi ruang dialog dan persatuan. Arsitek Masjid Istiqlal yang beragama Kristen, Friedrich Silaban, menjadi bukti kuatnya semangat kebersamaan di Indonesia.
Paus Fransiskus wafat, namun pidatonya di Istiqlal tetap membekas. Ia mengajak semua umat untuk merawat keberagaman sebagai berkah, bukan sumber konflik. Baginya, rumah ibadah adalah tempat untuk membuka diri dan membangun kedamaian, bukan menutup diri atau menimbulkan pertentangan.
Pesan Terakhir Paus Fransiskus untuk Indonesia
Mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengungkap tiga pesan terakhir Paus Fransiskus sebelum melanjutkan lawatannya ke negara lain. Pertama, bahwa keragaman Indonesia adalah kekuatan. Kedua, pentingnya dialog dalam menyelesaikan konflik. Ketiga, pentingnya menjaga lingkungan demi generasi masa depan.
Paus Fransiskus wafat, namun pesannya sejalan dengan nilai-nilai yang dijunjung Presiden Joko Widodo. Bahkan, Paus menitipkan salam khusus kepada seluruh rakyat Indonesia, terutama anak-anak dan generasi muda, agar terus menjaga persatuan dan merawat perdamaian.
Komentar