Ekbis
Beranda » Berita » Pasar Energi Stabil, Wall Street Naik Meski Ketegangan Iran-AS Meningkat

Pasar Energi Stabil, Wall Street Naik Meski Ketegangan Iran-AS Meningkat

Pasar Energi Stabil, Wall Street Naik Meski Ketegangan Iran-AS Meningkat
Ilustrasi bursa saham New York Stock Exchange (NYSE) atau Wall Street.(Foto: SHUTTERSTOCK/STUART MONK)

New York, harianbatakpos.com – Bursa saham Amerika Serikat kembali menguat pada penutupan perdagangan Selasa pagi (25/6/2025) waktu Indonesia. Namun, di tengah kenaikan bursa saham AS, harga minyak dunia justru mengalami penurunan tajam. Penurunan harga minyak mentah ini terjadi akibat respons Iran terhadap serangan Amerika Serikat yang dinilai lebih terkendali oleh pasar global.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 374,96 poin atau 0,89 persen ke level 42.581,78. Sementara itu, S&P 500 naik 0,96 persen menjadi 6.025,17 dan Nasdaq Composite menguat 0,94 persen ke posisi 19.630,97. Kenaikan indeks saham AS ini terjadi seiring meredanya kekhawatiran pasar atas ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Dari sisi geopolitik, Iran mengklaim telah meluncurkan serangan balasan ke pangkalan militer AS di Qatar sebagai respons atas serangan terhadap fasilitas nuklir Iran di Fordo, Isfahan, dan Natanz. Namun, serangan tersebut berhasil dicegat oleh Qatar dan tidak menimbulkan korban jiwa. Situasi ini turut memicu aksi jual di pasar minyak.

Ekonomi Desa Diperkuat, Prabowo Tunjuk Zulkifli Hasan Pimpin Satgas Koperasi

Pelaku pasar menilai bahwa pasokan minyak global tidak akan terganggu secara signifikan. Hal ini menyebabkan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) anjlok lebih dari 7 persen dan ditutup di level 68,51 dolar AS per barel. Padahal sebelumnya harga sempat menyentuh 78 dolar AS per barel, tertinggi sejak Januari 2025.

Presiden AS Donald Trump juga angkat suara melalui Truth Social. Ia meminta seluruh pihak untuk menjaga stabilitas harga minyak dunia. Menurutnya, kenaikan harga minyak hanya akan menguntungkan musuh AS.

Menteri Luar Negeri AS, Marc Rubio, bahkan meminta China untuk turun tangan mencegah Iran menutup Selat Hormuz, yang merupakan jalur utama perdagangan minyak internasional. China diketahui sebagai pembeli terbesar minyak Iran dan dianggap memiliki pengaruh besar dalam menahan eskalasi konflik.

Direktur Pelaksana Harris Financial Group, Jamie Fox, menilai pasar saham AS akan tetap kuat selama tidak ada gangguan nyata terhadap pasokan minyak global. “Selama tidak ada guncangan besar, kita akan melihat Wall Street tetap naik,” ujarnya kepada CNBC.

Pasar Kripto Melemah Usai Serangan AS ke Iran, Harga Bitcoin dan Saham AS Turun Tajam

Senada dengan Fox, analis dari Vital Knowledge, Adam Crisafulli, mengatakan bahwa para investor masih bersikap tenang. Menurutnya, ketegangan di Timur Tengah belum cukup untuk mengguncang stabilitas pasar energi global secara signifikan.

“Kami menilai bahwa meski ketegangan meningkat, kondisi geopolitik dan stok minyak dunia masih cukup kuat untuk meredam gejolak,” tutup Crisafulli.

Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *