Penting untuk terus meningkatkan literasi keuangan, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLKI) OJK tahun 2022, terdapat temuan bahwa tingkat literasi dan inklusi keuangan di kalangan pelajar berada di bawah rata-rata nasional. Indeks literasi dan inklusi keuangan pelajar masing-masing sebesar 47,56 persen dan 77,80 persen, sedangkan secara nasional adalah 49,68 persen dan 85,10 persen.
Tingginya tingkat inklusi keuangan dibandingkan dengan literasi keuangan menunjukkan bahwa banyak pelajar menggunakan produk jasa keuangan tanpa sepenuhnya memahami produk tersebut. Oleh karena itu, peran edukasi keuangan menjadi sangat penting untuk memberikan pemahaman yang lebih baik terkait manajemen keuangan dan produk keuangan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menekankan bahwa edukasi keuangan dapat membantu generasi muda agar tidak terjerat oleh penipuan dan dapat membuat keputusan keuangan yang bijak. Dalam beberapa kasus, pelajar dan mahasiswa dapat menjadi sasaran penipuan investasi bodong melalui ajakan influencer atau orang terkenal.
Penting untuk memahami bahwa literasi keuangan bukan hanya tentang penggunaan produk keuangan, tetapi juga tentang pemahaman konsep keuangan, perencanaan keuangan, dan pengambilan keputusan keuangan yang cerdas. Dengan peningkatan literasi keuangan, generasi muda dapat lebih siap menghadapi tantangan keuangan di masa depan dan menghindari risiko-risiko yang dapat merugikan mereka.
Komentar