Kurs Rupiah terhadap dolar AS membuka perdagangan pagi ini dengan kenaikan sebesar 39 poin atau 0,24 persen. Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pagi ini mencapai Rp15.726 per dolar AS, meningkat dari penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di Rp15.765 per dolar AS. Penguatan ini seiring dengan antisipasi pelaku pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, yang diperkirakan dimulai pada Mei 2024.
Pengamat pasar uang, Ariston Jendra, menyampaikan bahwa Rupiah berpeluang menguat lebih lanjut hari ini terhadap dolar AS. “Pelaku pasar mulai mengantisipasi pemangkasan suku bunga acuan AS akan dilakukan di bulan Mei,” ujar Ariston kepada ANTARA di Jakarta.
Analisis Ariston didukung oleh data ekonomi terkini dari Amerika Serikat. Klaim tunjangan pengangguran mingguan yang dirilis pada Kamis menunjukkan peningkatan menjadi 224 ribu, melebihi harapan pasar yang sebesar 213 ribu. Data Non Farm Payroll versi Automatic Data Processing (ADP) yang dirilis Rabu malam juga mencatatkan penurunan pekerjaan sebanyak 107 ribu, di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 145 ribu.
“Situasi tenaga kerja AS melemah, dan ini menjadi faktor positif bagi Rupiah,” tambah Ariston. Sentimen pasar juga terlihat positif dengan indeks saham Asia yang menguat pada pagi ini.
Survei CME FedWatch Tool menunjukkan peluang pemangkasan suku bunga yang tinggi pada Mei 2024, mencapai sekitar 93 persen. Meskipun demikian, pasar tetap menantikan data Non Farm Payroll dan komponen tenaga kerja lainnya versi pemerintah yang akan dirilis malam ini.
Pasar mungkin tetap berhati-hati, dan sikap pasar bisa berubah mengingat kondisi yang dinamis. Potensi penguatan Rupiah hari ini diperkirakan dapat mencapai kisaran Rp15.720 per dolar AS sampai dengan Rp15.700 per dolar AS, sementara potensi pelemahan menuju Rp15.800 per dolar AS masih menjadi kalkulasi yang perlu diperhatikan oleh pelaku pasar.
Komentar