Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPPR) menargetkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel dengan nilai mencapai Rp140-160 triliun pada tahun ini.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPPR Kemenkeu, Deni Ridwan, mengungkapkan bahwa target penerbitan SBN pada tahun 2024 mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2023, penerbitan SBN mencapai sekitar Rp147 triliun, sementara tahun 2022 sekitar Rp107 triliun.
Deni menyampaikan bahwa pemerintah berencana untuk menerbitkan total tujuh SBN ritel pada tahun ini, termasuk dua seri Obligasi Negara Ritel (ORI), satu seri Savings Bond Ritel (SBR), dua sukuk ritel, dan dua sukuk tabungan.
“Rencananya setelah ORI025, kami akan menerbitkan sukuk ritel. Mungkin di awal Maret, kami akan mulai menawarkan yang sukuk ritel,” ujar Deni.
ORI025 merupakan SUN ritel pertama yang ditawarkan kepada masyarakat pada tahun ini dari total tiga seri SUN ritel yang direncanakan akan terbit sepanjang 2024.
Data Kemenkeu mencatat bahwa pemesanan ORI025 telah mencapai Rp10,87 triliun per Kamis (15/2) malam sejak penawaran dibuka pada 29 Januari lalu. Mayoritas pemesanan ORI025 dengan tenor 3 tahun (ORI025T3), sedangkan ORI025 dengan tenor 6 tahun (ORI025T6) juga mendapat perhatian yang signifikan.
Dalam menentukan imbal hasil atau yield SBN ritel kepada investor, pemerintah akan mengacu pada imbal hasil di pasar. Deni juga mengungkapkan bahwa apabila suku bunga The Fed turun pada semester II tahun ini, pemerintah Indonesia kemungkinan akan menawarkan SBN ritel dan non-ritel dengan suku bunga rendah.
Adapun minimum pemesanan untuk ORI025 sebesar Rp 1 juta, serta maksimum pemesanan ORI025T3 sebesar Rp 5 miliar dan ORI025T6 Rp 10 miliar. Penawaran ORI seri tersebut akan ditutup pada 22 Februari 2024 pukul 10.00 WIB.
Komentar