Medan, HarianBatakpos.com – Dalam beberapa waktu terakhir, perseteruan dua pakar digital forensik, Rismon Sianipar dan Josua Sinambela, menjadi sorotan publik. Josua Sinambela mengaku sudah berkali-kali mengajak Rismon berdiskusi secara terbuka untuk mengulas hasil temuan digital terkait keaslian ijazah Presiden Jokowi. Namun, undangan tersebut selalu dihindari oleh Rismon.
Dilansir dari laman Kompas.com, Josua menegaskan bahwa tujuannya bukan untuk menimba ilmu dari Rismon, melainkan untuk meluruskan sejumlah analisis yang dianggapnya prematur dan tidak akurat. Diskusi yang diusulkan Josua sempat direncanakan melalui forum Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai ahli digital forensik agar kebenaran bisa terungkap secara transparan.
Ketidakhadiran Rismon dalam ajang diskusi ini memicu kritik dari berbagai pihak, terutama di media sosial. Beberapa pengguna X (sebelumnya Twitter) menilai Rismon takut untuk berhadapan langsung dalam debat ilmiah yang bisa memperkuat kredibilitas keduanya. Bahkan, kelulusan Rismon dari Jepang pun sempat diragukan, menambah panasnya perdebatan.
Perselisihan ini memperlihatkan betapa pentingnya dialog terbuka dan profesional dalam bidang digital forensik, terutama ketika terkait dengan isu-isu publik yang sensitif.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar