Uncategorized
Beranda / Uncategorized / Merantau ke Depok: Kisah Dedi Mulyadi dan Warga Pemulung

Merantau ke Depok: Kisah Dedi Mulyadi dan Warga Pemulung

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyad (kompas.com)
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyad (kompas.com)

Medan,  HarianBatakpos.com –  Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berkunjung ke Kampung Baru, Harjamukti, Cimanggis, Kota Depok, pada Kamis (8/5/2025). Kunjungan ini dilakukan di tengah polemik terkait keberadaan warga liar yang menghuni daerah tersebut. Warga di sana diduga menempati lahan tanpa izin dan tidak memiliki KTP Depok. Dalam interaksi dengan warga, Dedi menyoroti alasan mereka merantau ke Depok.

Dedi Mulyadi menyambut baik kehadiran warga yang berkumpul di Jalan Dahlan III. Salah satu momen menarik adalah saat Dedi berfoto dengan Marudut, seorang warga yang berasal dari Tarutung, Sumatera Utara. Dalam obrolannya, Dedi menanyakan mengenai kondisi tanah di daerah asal Marudut. “Di sana enggak ada kebon?” tanya Dedi. Marudut menjawab, “Enggak ada, Pak,” dan menjelaskan bahwa keluarganya memiliki lahan, tetapi tidak mencukupi untuk penghasilan yang cepat, dilansir dari laman kompas.com.

Warga “Liar” dan Tantangan Hidup di Depok

Kunjungan Dedi Mulyadi menggambarkan realitas hidup yang dihadapi oleh warga liar. Marudut, yang kini bekerja sebagai pemulung, mengaku mendapatkan penghasilan sekitar Rp 200.000 per hari. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya kehidupan mereka meskipun merantau ke kota besar. “Kalau kami cuma Rp 20.000-30.000, Pak,” ungkap salah seorang wanita yang mendengarkan perbincangan tersebut.

Dedi Mulyadi: Gubernur Konten yang Membangun Citra Digital

Dedi mengekspresikan keprihatinan atas kondisi ini, menanyakan alasan warga merantau jauh ke Depok dan meninggalkan tanah kelahiran mereka. Diskusi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat yang berusaha mencari kehidupan yang lebih baik, meskipun harus melalui jalan yang penuh rintangan.

Kunjungan Dedi Mulyadi ke Kampung Baru menggambarkan kompleksitas isu sosial yang melibatkan migrasi dan pemenuhan kebutuhan hidup. Meskipun tantangan nyata dihadapi oleh warga liar, harapan untuk perbaikan hidup tetap ada. Melalui dialog dan interaksi, semoga ada solusi yang dapat ditemukan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka di masa depan.

Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05

Kontroversi Pelayanan RS Haji Makassar: Ungkapan “Jangan Sakit Kalau Mau Gratis” Viral

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement