Bandar Lampung, harianbatakpos.com – Kasus mahasiswa tewas saat diksar kembali mengguncang dunia pendidikan. Pratama Wijata Kusuma, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Digital 2024 Universitas Lampung (Unila), dilaporkan meninggal dunia usai mengikuti diksar Mapala yang diduga berujung pada tindak kekerasan.
Anggota Komisi III DPR RI, Jazilul Fawaid, meminta aparat hukum mengusut tuntas kasus tersebut. Ia menyebut peristiwa yang menimpa Pratama merupakan tindakan yang tak bisa ditoleransi. “Segera diusut tuntas dan proses hukum. Itu tindakan konyol dan keterlaluan,” tegas Jazilul saat dihubungi, Jumat (6/6/2025).
Diduga, mahasiswa Universitas Lampung tersebut mengalami penganiayaan oleh seniornya selama mengikuti kegiatan pendidikan dasar (diksar) Mapala. Jazilul menyoroti budaya kekerasan yang masih terus terjadi di lingkungan kampus.
“Hemat saya, pendidikan dengan pola kekerasan dan penyiksaan di dunia kampus harus dihentikan. Stop, jangan ada kekerasan di kampus,” ujarnya.
Kematian mahasiswa Unila ini langsung ditangani Polda Lampung. Sejumlah saksi telah diperiksa untuk mengungkap fakta di balik tewasnya Pratama Wijata Kusuma. Ada lima mahasiswa peserta diksar yang telah dimintai keterangan di Subdit III Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Lampung.
Direktur Ditreskrimum Polda Lampung Kombes Pahala Simanjuntak membenarkan bahwa kelima mahasiswa tersebut merupakan peserta diksar. “Benar, ada lima orang mahasiswa yang merupakan peserta diksar tersebut. Mereka dipanggil untuk dimintai keterangan terkait peristiwa tersebut,” kata Pahala.
Sementara itu, kuasa hukum kelima mahasiswa yang diperiksa menyatakan bahwa para kliennya juga menjadi korban kekerasan fisik selama kegiatan diksar. Dalam pemeriksaan hari itu, mereka turut menyerahkan bukti tambahan kepada penyidik.
Kasus tragis ini menambah panjang daftar korban kekerasan dalam dunia kampus dan menjadi alarm serius bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia.
Komentar