Mediator Internasional Dorong Finalisasi Kesepakatan Damai Israel-Hamas

Harianbatakpos.com , JAKARTA - Para mediator dalam konflik Gaza, yang terdiri dari Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir, mendesak Israel dan Hamas untuk menyelesaikan perjanjian damai yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.

Seruan ini disampaikan pada Sabtu, 1 Juni 2024, dalam sebuah pernyataan bersama. Mereka meminta kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera serta tahanan sesuai dengan prinsip-prinsip yang dipaparkan oleh Biden sehari sebelumnya.

Presiden Biden menyampaikan bahwa perjanjian Harianbatakpos.com , JAKARTA - penarikan sebagian militer Israel dan pembebasan beberapa sandera. Selain itu, perundingan untuk "pengakhiran permusuhan secara permanen" akan dilakukan melalui para mediator.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan kembali syarat-syarat yang diminta Israel untuk mengakhiri perang pada Sabtu, 1 Juni 2024.

Netanyahu menekankan bahwa Israel tetap berpegang pada tuntutannya, yaitu penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, pembebasan semua sandera, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel, seperti dilansir dari VOAIndonesia.com.

Namun, tantangan internal muncul dari dua anggota Kabinet sayap kanan Israel, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang mengancam akan menjatuhkan pemerintahan Netanyahu jika ia menyetujui proposal Biden.

Di sisi lain, pemimpin oposisi Yair Lapid mendesak Netanyahu untuk menerima kesepakatan tersebut dan menawarkan dukungan politik jika Ben Gvir dan Smotrich mundur. "Saya mengingatkan Netanyahu bahwa dia memiliki jaring pengaman kami untuk kesepakatan penyanderaan," kata Lapid melalui platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Desakan juga datang dari keluarga para sandera, yang kembali berunjuk rasa pada Sabtu di Tel Aviv, menuntut pemulangan anggota keluarga mereka. Hamas, di sisi lain, menyatakan pada Jumat, 31 Mei 2024, bahwa mereka siap terlibat "secara positif dan konstruktif" dalam perundingan.

Namun, pejabat senior Hamas, Mahmoud Mardawi, mengatakan dalam wawancara dengan stasiun televisi Qatar bahwa kelompoknya belum menerima rincian lengkap dari proposal tersebut. "Tidak ada kesepakatan yang bisa dicapai sebelum tuntutan penarikan tentara pendudukan dan gencatan senjata dipenuhi," katanya. Hamas menuntut diakhirinya perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

Di lapangan, pertempuran terus berlanjut. Warga Gaza Selatan melaporkan adanya tembakan tank di bagian barat Rafah dan penembakan di bagian timur serta tengah kota pada Sabtu, 1 Juni 2024. Di Gaza Utara, warga Beit Hanun diperintahkan untuk mengungsi.

Beit Hanun terletak sekitar 15 menit berkendara dari Jabalia, tempat pasukan Israel telah melakukan operasi darat selama tiga minggu, menurut laporan dari kantor berita Agence France-Presse (AFP).

Stasiun TV Mesir, Al Qahera, melaporkan bahwa Kairo akan menjadi tuan rumah pertemuan dengan para pejabat Israel dan AS pada Minggu, 2 Juni 2024, untuk membahas pembukaan kembali penyeberangan Rafah. Israel merebut penyeberangan Rafah dan Kerem Shalom pada awal Mei. Keduanya berada di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.

Israel mengatakan bahwa Kerem telah dibuka kembali, namun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa hanya sedikit atau bahkan tidak ada bantuan kemanusiaan yang berhasil disalurkan. Kedua penyeberangan tersebut merupakan pelabuhan penting untuk masuknya makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan lainnya ke Gaza.

Sejak serangan teror yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, Israel telah melancarkan serangan untuk melenyapkan Hamas dari Gaza. Dalam beberapa pekan terakhir, Israel mengklaim bahwa pasukannya telah membunuh 30.000 orang, sebagian besar dari mereka adalah kombatan.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza melaporkan bahwa 36.284 orang tewas, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, namun tidak memberikan perkiraan berapa banyak korban tewas yang merupakan kombatan.

Diharapkan bahwa dengan adanya tekanan internasional dan desakan dari berbagai pihak, baik Israel maupun Hamas dapat segera mencapai kesepakatan damai yang akan mengakhiri konflik yang berkepanjangan ini dan membawa kedamaian bagi rakyat Palestina dan Israel.

Kesepakatan ini diharapkan tidak hanya menghentikan kekerasan saat ini, tetapi juga membuka jalan bagi dialog yang konstruktif dan solusi jangka panjang yang adil bagi kedua belah pihak.

Penulis: Yuli Astutik

Baca Juga