Rahasia Terungkap: Helikopter yang Digunakan Presiden Iran Ternyata Buatan Amerika Serikat

Harianbatakpos.com , JAKARTA - Berita mengenai kecelakaan helikopter yang menyebabkan Presiden Iran, Ebrahim Raisi tewas telah menjadi headline yang paling banyak dibaca.

Insiden ini terjadi ketika helikopter yang membawa Presiden Iran dan rombongannya jatuh di wilayah Varzaqan, Provinsi Azarbaijan Timur pada Minggu (19/5/2024), seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Iran, IRNA, pada Senin (20/5).

Namun, yang mengejutkan adalah bahwa helikopter yang digunakan oleh Presiden Iran ini ternyata adalah buatan Amerika Serikat. Berita mengenai helikopter ini telah menjadi berita yang paling banyak dibaca. Berikut adalah daftarnya pada Selasa (21/5/20240):

Presiden Iran Tewas Naik Helikopter Buatan AS, Simak Spesifikasinya

Presiden kedelapan Iran, Ebrahim Raisi, dinyatakan tewas dalam insiden kecelakaan.

Helikopter yang membawa Presiden Iran dan rombongannya jatuh di wilayah Varzaqan, Provinsi Azarbaijan Timur pada Minggu (19/5/2024). Demikian pernyataan kantor berita Iran, IRNA, pada Senin (20/5) , seperti dilansir dari VIVA.co.id.

Helikopter yang digunakan oleh Raisi adalah jenis Bell 212, yang diproduksi oleh perusahaan Amerika Serikat, Bell Helicopter. Bell 212 pertama kali diperkenalkan pada tahun 1968.

Ebrahim Raisi, presiden kedelapan Iran, tewas dalam insiden kecelakaan helikopter di wilayah Varzaqan, Provinsi Azarbaijan Timur pada Minggu (19/5/2024).

Menurut pernyataan kantor berita Iran, IRNA, Raisi sedang dalam perjalanan ke Kota Tabriz setelah meresmikan Bendungan Qiz Qalasi di perbatasan dengan Republik Azerbaijan.

Selain Raisi, helikopter tersebut juga mengangkut dua helikopter lainnya dan beberapa pejabat tinggi, termasuk Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan Gubernur Provinsi Azarbaijan Timur Malek Rahmati. Kabarnya, helikopter ini jatuh karena cuaca buruk.

Presiden Raisi, yang berusia 63 tahun, telah lama dianggap sebagai penerus Ayatullah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran. Ia pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2017, tetapi tidak berhasil. Namun, pada tahun 2021, ia terpilih sebagai presiden Iran.

Sebelum terjun ke dunia politik, Raisi belajar di sekolah keagamaan terkenal di Qom dan melanjutkan pendidikannya di bawah bimbingan beberapa cendekiawan muslim.

Karirnya terus menanjak di bawah kepemimpinan Ayatullah Khamenei dan ia akhirnya menjadi ketua Astan Quds Razavi, lembaga keagamaan terbesar di Masyhad, pada tahun 2016.

Raisi dikenal sebagai politikus garis keras dan konservatif yang memiliki pandangan yang berbeda dengan pendahulunya, Hassan Rouhani. Ia juga diketahui sebagai kritikus kesepakatan nuklir tahun 2015, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Kesepakatan ini menjadi kacau setelah Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan mantan Presiden Donald Trump, menarik diri dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.

Kehilangan Presiden Raisi dalam kecelakaan helikopter ini merupakan pukulan besar bagi Iran. Namun, keberangkatan Raisi tidak hanya meninggalkan kesedihan, tetapi juga tantangan besar bagi Iran dalam melanjutkan kepemimpinan politik dan mengatasi berbagai masalah dalam negeri maupun luar negeri.

Semoga pernyataan resmi dari pemerintah Iran dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kecelakaan ini dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi situasi ini. Keberangkatan Presiden Raisi meninggalkan kesan mendalam dalam sejarah politik Iran, dan masa depan negara ini akan ditentukan oleh keputusan-keputusan yang diambil oleh para pemimpin baru yang akan datang.

Penulis: Yuli Astutik

Baca Juga